KabarMakassar.com — Tuberkulosis atau yang juga dikenal sebagai TBC paru, adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis di paru-paru. Bakteri tuberkulosis bisa menyerang paru-paru dan menyebabkan gangguan pernapasan, seperti batuk kronis dan sesak napas. Pasien biasanya juga mengalami gejala lain, seperti demam dan berkeringat pada malam hari.
Pengobatan tuberkulosis umumnya membutuhkan berbulan-bulan dengan aturan minum obat yang ketat untuk mencegah resistensi antibiotik. TBC dapat fatal apabila tidak ditangani segera. Bakteri M. tuberculosis dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti ginjal, tulang, sendi, kelenjar getah bening, atau selaput otak. Kondisi ini dikenal sebagai tuberkulosis ekstra paru.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaporkan bahwa sekitar 1.060.000 pasien TBC di Indonesia meninggal dunia pada tahun 2022.
Dilansir dari Hellosehat yang merupakan mitra resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, berikut gejala TBC yang patut diwaspadai.
Salah satu gejala utama TBC adalah batuk yang bertahan lebih dari tiga minggu. Ini adalah salah satu hal yang dapat membedakan batuk TBC dari batuk biasa. Dahak atau darah bisa menyertai batuk TBC. Pasien biasanya juga mengalami gejala seperti:
kehilangan nafsu makan, menggigil, demam, berkeringat pada malam hari, sesak napas, nyeri dada, kelelahan, hingga penurunan berat badan.
Tetapi, gejala TB ekstra paru-paru dapat beragam tergantung pada organ tubuh yang terinfeksi. Jika anda mengalami gejala tuberkulosis, maka anda harus segera berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah penularan.
Penyebab TBC
Infeksi bakteri M. tuberculosis pada paru-paru menyebabkan tuberkulosis. Di sisi lain, tuberkulosis dapat menular melalui inhalasi udara yang terkontaminasi bakteri TB. Ketika pasien tuberkulosis batuk atau bersin, partikel atau percikan lendir dapat membawa bakteri.
Tetapi, perlu diingat bahwa tidak semua orang yang terinfeksi M. tuberculosis dapat menularkannya pada orang lain. Hanya seseorang yang memiliki penyakit TB paru-paru yang aktif yang bisa menularkan infeksi kepada orang lain.
Untuk memahami bagaimana bakteri penyebab tuberkulosis menginfeksi tubuh dan menimbulkan gejala, maka anda perlu memahami tahapan infeksinya.
Bakteri M. tuberculosis akan menginfeksi dalam tiga tahap, itu menurut buku Tuberculosis.
1. Infeksi primer
Infeksi primer terjadi saat bakteri dengan bakteri penyebab tuberkulosis masuk melalui mulut dan hidung. Selanjutnya, bakteri ini akan masuk ke paru-paru dan mulai menyebar.
2. Infeksi laten
Ketika bakteri tumbuh, sistem kekebalan akan melawannya. Jika sistem kekebalan kuat, bakteri akan masuk ke dalam status dorman, yang berarti bakteri tidak menginfeksi atau tidur.
Pada tahap yang dikenal sebagai tuberkulosis laten, individu yang terinfeksi tidak akan menunjukkan gejala tuberkulosis. Mereka juga tidak dapat menularkan penyakit tersebut kepada orang lain.
3. Infeksi aktif
Sebaliknya, bakteri akan terus berkembang serta menyerang sel sehat paru-paru jika sistem imun lemah terhadap infeksi. Apabila bakteri sebelumnya dalam keadaan tidur, maka respons imun yang lemah dapat membuatnya terbangun dan menginfeksi lagi. Ini disebut sebagai awal penyakit TBC paru aktif, atau ketika gejala TBC mulai muncul.
Komplikasi TBC
TBC dapat fatal apabila tidak ditangani dengan benar. Bakteri ini dapat menyebar ke bagian lain tubuh melalui pembuluh darah dan saluran limfatik, juga dikenal sebagai getah bening.
Berikut ini merupakan berbagai komplikasi yang mungkin timbul akibat tuberkulosis yang tidak segera diatasi. Seperti sakit punggung, kerusakan sendi, peradangan selaput otak atau meningitis, masalah pada hati dan ginjal, dan kelainan jantung (tamponade jantung).
Pengobatan TBC
TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan yang ketat. Anda wajib mengikuti instruksi dokter tentang cara mengonsumsi obat TBC selama 6 sampai dengan 12 bulan.
Pengobatan mencakup penggunaan berbagai macam obat antituberkulosis atau antibiotik khusus yang dimaksudkan dalam mencegah infeksi bakteri TBC.
Pengobatan tersebut dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap intensif selama dua bulan pertama dan tahap lanjutan selama bulan ke empat hingga tujuh. Dokter mungkin mengurangi dosis selama tahap lanjutan.
Berikut adalah obat-obatan yang digunakan sebagai lini pertama pengobatan TBC yakni Isoniazid, Rifampin (Rifadin, Rimactane), Ethambutol (Myambutol), Pyrazinamide juga Streptomisin.
Dianjurkan untuk tidak berhenti minum obat TBC sebelum waktunya karena dapat menyebabkan resistensi obat TBC (TB RO).
TB RO sendiri adalah ketika bakteri TB tidak dapat dibunuh dengan pengobatan standar. Ini bisa terjadi karena pasien minum obat secara tidak teratur, berhenti minum obat sebelum waktunya, atau karena ada kondisi tertentu.
Pasien dengan kondisi ini dapat menerima obat lanjutan seperti Sikloserin, Amikasin/Kanamisin, Ethionamide, dan Levofloxacin. TB RO umumnya lebih sulit dikendalikan meskipun ada pilihan pengobatan lini kedua. Bakteri tuberkulosis yang resisten terhadap berbagai antibiotik disebut TB MDR.