
KabarMakassar.com — Pemerintah Kota Makassar menggelar puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2025 tingkat Kota Makassar, Minggu (29/06), dengan mengusung tema besar ‘Hentikan Polusi Plastik’.
Kegiatan yang berlangsung di kawasan Car Free Day Jalan Jenderal Sudirman ini sekaligus menjadi momen penting peluncuran program ketiga dari kepemimpinan Wali Kota Munafri Arifuddin dan Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham.
Program yang diluncurkan berfokus pada pengelolaan sampah berbasis rumah tangga tidak mampu, dengan sistem pengurangan beban biaya hidup warga melalui konversi nilai dari sampah.
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, menegaskan komitmen pemerintah untuk mempercepat pelaksanaan program berbasis data yang telah dikumpulkan sebelumnya.
“Kita sudah mau turun memastikan data-data yang ada kemarin segera dijalankan di tengah-tengah masyarakat. Harus dimulai dengan trial di beberapa rumah tangga yang sesuai dengan persyaratan dalam Peraturan Wali Kota,” kata Appi.
Wilayah prioritas pelaksanaan uji coba dimulai dari Kecamatan Manggala, yang menurut Appi telah menunjukkan kesiapan dari segi data dan dukungan teknis. Salah satu bentuk intervensinya adalah menaikkan daya listrik masyarakat miskin dari 450 VA ke 900 VA secara bertahap, sembari mengintegrasikan program pengelolaan sampah terarah.
“Di Manggala, kita sudah mulai siapkan untuk tahap awal naikkan daya listrik warga. Tapi hanya untuk yang betul-betul masuk kategori tidak mampu berdasarkan data yang tervalidasi. Bukan hanya berdasarkan pengakuan atau persepsi,” tegasnya.
Appi juga menekankan bahwa pendekatan ini bertujuan mengubah cara pandang terhadap sampah dari yang selama ini dianggap sebagai beban menjadi sumber nilai dan manfaat bagi masyarakat.
“Kita berusaha konversi nilai sampah ini menjadi sesuatu yang punya value. Nantinya bisa digunakan untuk menutup pembayaran listrik masyarakat kurang mampu,” jelasnya.
Uji coba akan dimulai pada Juni 2025 dan ditargetkan dapat diimplementasikan secara luas pada Agustus. Selama masa uji coba, Pemkot Makassar akan memasang Smart Trash Identifier (STI) di rumah warga penerima manfaat sebagai sistem pemantauan dan kendali berbasis teknologi.
“Rumah warga nanti akan dipasangi STI agar bisa kita pantau. Kita ingin pastikan program ini berjalan dengan akuntabilitas dan tepat sasaran,” tambahnya.
Lebih lanjut, Appi menegaskan pentingnya pengelolaan menyeluruh dari hulu ke hilir dalam sistem persampahan. Ia mengajak semua pihak untuk memastikan bahwa hanya residu yang benar-benar tak bisa diolah lagi yang dibuang ke TPA.
“Seluruh proses dari awal, tengah, sampai akhir harus kita maksimalkan. Ujungnya adalah sanitary landfill yang hanya menampung residu. Sampah yang masih bisa dimanfaatkan harus diserap lebih dulu,” tegasnya.
Peluncuran program ketiga ini disebut sebagai bentuk komitmen nyata Pemkot Makassar dalam menyatukan isu lingkungan dan keadilan sosial. Dengan pendekatan terintegrasi ini, Pemkot ingin menjadikan pengelolaan sampah sebagai bagian dari solusi kesejahteraan warga.
Selain peluncuran program, puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini juga dirangkaikan dengan kampanye pengurangan plastik, edukasi pemilahan sampah sejak dari rumah, hingga aksi bersih-bersih lingkungan yang melibatkan pelajar, komunitas, dan ribuan warga.
Semangat kolaborasi dan inovasi sosial, Appi berharap Makassar bisa menjadi kota teladan dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dan berpihak pada rakyat kecil.
“Kita ingin Makassar menjadi kota yang unggul dan bersih. Tapi juga inklusif dan adil bagi semua, terutama bagi mereka yang paling membutuhkan,” pungkasnya.