Direktur UPT RSUD Labuang Baji, Rachmawati Syahrir (Dok: Ist)
KabarMakassar.com — Kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2025 yang menyasar berbagai badan publik di lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali digelar oleh Komisi Informasi (KI) Provinsi Sulsel.
UPT RSUD Labuang Baji mendapat sorotan positif, karena dinilai menonjol dalam hal inovasi serta konsistensi mendorong keterbukaan serta aksesibilitas informasi publik sesuai amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Kegiatan yang dilakukan mencakup uji publik, yang menjadi bagian dari proses evaluasi terhadap 11 organisasi perangkat daerah, 24 kabupaten kota, serta 6 desa.
Tujuannya yakni memastikan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pelayanan informasi, sekaligus untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam pengawasan pengelolaan informasi.
Tidak hanya itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas akses informasi, meningkatkan sistem penyediaan layanan informasi publik, dan mewujudkan keterbukaan informasi yang cepat, mudah, serta efisien.
Koordinator Bidang Kelembagaan sekaligus Tim Penilai Internal Komisi Informasi Sulsel, Subhan Djoer memberi apresiasi terhadap RSUD Labuang Baji.
“Di RSUD Labuang Baji ini terjadi revolusi. Saya melihat perkembangan RSUD Labuang Baji sangat pesat, melampaui rumah sakit lain termasuk dalam pelayanan publik, sehingga diganjar Zona Hijau oleh Ombudsman,” tukasnya, berdasarkan keterangan yang diterima pada Kamis (29/05).
Diketahui, RSUD Labuang Baji menghadirkan berbagai program unggulan yang tidak hanya meningkatkan mutu layanan kesehatan, namun juga mengedepankan keterbukaan informasi.
Contohnya adalah, program KEPO TB (Ketuk Pintu Orang Tuberkulosis) yang menjadi langkah aktif dalam mendeteksi dini kasus TBC melalui pendekatan langsung ke rumah-rumah warga, sehingga mempercepat penanganan dan pencegahan penularan.
Kemudian, strategi INSTING CERDIK (Intervensi Stunting dan Wasting yang Cepat, Responsif, dan Komprehensif) diterapkan dalam menurunkan angka stunting dan wasting secara holistik, dengan pendekatan terintegrasi lintas sektor.
Layanan Telemedicine SIPAKABAJI dihadirkan untuk menjangkau wilayah terpencil dimana menjadi solusi digital dalam menyediakan konsultasi dan pelayanan medis jarak jauh.
Rumah Sakit Labuang Baji, untuk sisi keterbukaan informasi, mengembangkan sistem informasi publik berbasis digital yang bisa diakses melalui website dan aplikasi.
Sistem tersebut kemudian dikelola oleh PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) secara inklusif, termasuk dalam penyediaan akses bagi penyandang disabilitas.
Pada tahun 2024, RSUD Labuang Baji juga mencatat sejumlah capaian positif dalam pengelolaan informasi publik serta kehumasan.
Permohonan informasi yang mencapai 410 berhasil ditindaklanjuti dengan baik, mencerminkan komitmen rumah sakit terhadap keterbukaan dan pelayanan informasi yang responsif.
Sebagai informasi, situs resmi rumah sakit juga mencatat lebih dari 8.000 kunjungan, sementara akun media sosial resmi menjangkau lebih dari 5.000 pengguna aktif, menunjukkan meningkatnya interaksi digital dengan masyarakat.
Atas segala upaya tersebut, RSUD Labuang Baji meraih berbagai penghargaan bergengsi. Di antaranya, Zona Hijau dari Ombudsman RI dengan nilai 94,1, sebagai pengakuan atas pelayanan publik yang berkualitas.
Selain itu, rumah sakit ini juga dinobatkan sebagai Pengelola Humas dan Media Sosial Terbaik tingkat Provinsi Sulsel serta meraih penghargaan nasional sebagai First Most Active Facebook dalam ajang Perhumasri Award.
RSUD Labuang Baji menunjukkan dirinya sebagai lembaga layanan publik yang mampu beradaptasi dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat melalui komitmennya dalam menyediakan informasi yang mudah diakses dan relevan.
