Penyatuan Aset BUMN, Ambisi Besar di Balik Rencana Peluncuran Danantara

3 weeks ago 18

banner 468x60

KabarMakassar.com — Pada 24 Februari mendatang, Presiden Prabowo Subianto akan meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Indonesia bernama Danantara.

Badan ini bertujuan untuk mengoptimalkan kekayaan negara melalui strategi investasi yang dikelola dengan lebih efisien.

Pemprov Sulsel

Sebelumnya, dalam acara perayaan HUT Partai Gerindra ke-17, Prabowo mengungkapkan bahwa peluncuran Danantara akan berlangsung dalam waktu 9 hari lagi.

“Tanggal 24 Februari yang akan datang, 9 hari dari sekarang, kita akan meluncurkan dana investasi Indonesia, saya beri nama Danantara,” ujar Prabowo, Sabtu (15/02).

Fokus pada Pengoptimalan BUMN

Prabowo menjelaskan bahwa Danantara akan berperan dalam mengonsolidasi aset dan kekuatan ekonomi yang ada di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar pengelolaannya lebih optimal.

Hal ini ia sampaikan dalam konferensi pers yang digelar di Istana Merdeka pada Senin (17/02), terkait dengan kewajiban menyimpan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) di dalam negeri.

“Optimalisasi pengolahan BUMN kita melalui konsolidasi ke dalam suatu dana investasi nasional yang akan kita launching pada tanggal 24 Februari yang akan datang yaitu Danantara. Danantara adalah konsolidasi semua kekuatan ekonomi kita yang ada di pengelolaan BUMN itu nanti akan dikelola dan kita beri nama Danantara,” ujar Prabowo.

Makna Nama Danantara

Nama Danantara merupakan singkatan dari Daya Anagata Nusantara. Dalam penjelasannya, Prabowo mengungkapkan bahwa “Daya” berarti energi atau kekuatan, “Anagata” berarti masa depan, dan “Nusantara” merujuk pada tanah air Indonesia.

Dengan demikian, Danantara dimaksudkan sebagai kekuatan ekonomi dan dana investasi yang akan menjadi energi dan kekuatan masa depan Indonesia.

“Daya artinya energi, kekuatan. Anagata artinya masa depan. Nusantara adalah tanah air kita. Artinya, Danantara ini adalah kekuatan ekonomi, dana investasi, yang merupakan energi kekuatan masa depan Indonesia,” jelas Prabowo.

Sumber Dana dan Model Pengelolaan

Sebagai badan pengelola investasi, Danantara akan menginvestasikan modal yang berasal dari sumber daya alam dan aset negara ke dalam proyek-proyek berkelanjutan, dengan fokus pada investasi non-APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).

Model pengelolaan Danantara ini mengacu pada konsep Temasek Holdings Limited milik Singapura, serta memiliki peran yang mirip dengan Indonesia Investment Authority (INA), meskipun dengan cakupan yang lebih luas, yakni tidak hanya mengelola aset tertentu, tetapi juga mengonsolidasikan aset-aset pemerintah yang tersebar di berbagai kementerian agar lebih terintegrasi dan efisien.

Dasar Hukum Pembentukan Danantara

Pembentukan Danantara didasarkan pada perubahan ketiga atas Undang-Undang (UU) Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang disahkan oleh DPR pada tanggal 4 Februari 2025.

RUU ini mencakup pengaturan tugas serta fungsi Danantara sebagai Badan Pengelola Investasi. Selain itu, Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 142/P Tahun 2024 juga ikut memperkuat pembentukan Danantara, dengan penunjukan Muliaman Darmansyah Hadad sebagai Kepala Danantara dan Kaharuddin Djenod Daeng Manyambeang sebagai Wakil Kepala.

Tujuan Pembentukan Danantara

Prabowo mengungkapkan bahwa tujuan pembentukan Danantara adalah untuk mengoptimalkan pengelolaan BUMN dan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih baik.

Menurut evaluasi awal, Danantara diperkirakan akan mengelola dana lebih dari US$900 miliar atau sekitar Rp14.715 triliun dalam bentuk aset yang akan dikelola (asset under management/AUM).

“Danantara adalah konsolidasi semua kekuatan ekonomi kita yang ada dalam pengelolaan BUMN. Itu nanti akan dikelola dan kita beri nama Danantara,” tambah Prabowo.

Presiden berharap bahwa kehadiran Danantara akan memberikan nafas dan kekuatan ekonomi baru bagi Indonesia, serta memastikan pengelolaan kekayaan negara dilakukan secara efisien dan dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang.

Pengawasan oleh Presiden Pendahulu

Sebagai bagian dari pengawasan, Prabowo juga mengusulkan agar para presiden sebelumnya, yang masih aktif dalam dunia perpolitikan nasional, seperti Joko Widodo, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Megawati Soekarnoputri, juga berperan sebagai pengawas dalam pengelolaan Danantara.

Hal ini bertujuan untuk memastikan transparansi dan kelanjutan investasi yang terkendali.

“Danantara adalah kekuatan energi masa depan, dan ini harus kita jaga bersama. Karena itu, saya minta semua presiden sebelum saya berkenan ikut menjadi pengawas di dana ini,” kata Prabowo menutup pernyataannya.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news