KabarMakassar.com — Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Sulawesi Selatan (Sulsel), Nurlina Saking mengungkapkan jika tahun 2025 ini, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, memberikan bantuan masyarakat berupa ternak kurban.
Ia menyatakan, pemberian hewan kurban akan diserahkan ke seluruh kabupaten kota yang ada di Indonesia begitu pun dengan provinsi. Tak terkecuali di Sulsel.
“Kalau di Sulsel, ada 25 ekor yang akan di kurbankan di masing-masing daerah. 24 untuk kabupaten kota, dan 1 untuk provinsi,” terang Nurlina pada Sabtu (24/05).
Ia mengungkapkan pemberian hewan kurban oleh Presiden Prabowo Subianto cukup berbeda dibandingkan dengan kurban beberapa tahun sebelumnya.
“Tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun sebelumnya, hewan kurban Presiden itu berupa bantuan masyarakat,” paparnya.
“Tiga tahun terakhir ini, satu ekor per provinsi. Sebelumnya ada 3 ekor atau 2 ekor. Tapi 3 tahun terakhir ini, 2022, 2023, 2024 itu 1 ekor per provinsi,” lanjutnya.
Nurlina Saking turut membeberkan berat dan jenis hewan kurban yang diserahkan oleh Presiden Prabowo Subianto kepada daerah-daerah yang ada di Sulsel.
“Berat sapi Presiden minimal 802 kilogram, dan yang terberat untuk Sulsel itu lebih dari 1,2 ton. Sedangkan jenisnya ada Simental, Brahman Cross, dan Limosin,” tuturnya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Sulsel menyampaikan terkait kesiapan hewan kurban menjelang Idul Adha 1446 H.
Kepala Disnakkeswan Sulsel, Nurlina Saking menegaskan jika saat ini ketersediaan hewan kurban untuk tahun 2025, mencapai ratusan ribu. Termasuk diantaranya, hewan kurban sapi, kerbau dan kambing.
“Jadi total ketersediaan hewan kurban Provinsi Sulsel dari 24 kabupaten kota itu ada 136.817 ekor,” ujar Nurlina pada Sabtu (24/05).
Ia menyatakan, dari seluruh daerah di Sulsel, Kabupaten Jeneponto mencatat jumlah ketersediaan hewan kurban tertinggi. Dengan total kambing tembus hingga puluhan ribu.
“Kabupaten Jeneponto terbanyak, untuk sapi itu ada 6.116 ekor, kerbau dua ekor, dan paling tinggi kambingnya sampai 36.082 ketersediaannya. Jumlahnya semua 42.200 ekor,” ungkapnya.
Setelah Jeneponto, urutan kedua ketersediaan hewan kurban tertinggi diduduki oleh Luwu Utara, yakni dengan jumlah ketersediaan sebanyak 17.279 ekor.
Diketahui, di Luwu Utara untuk jumlah sapi mencapai 10.283 ekor, kerbau hingga 3.471 ekor serta kambing dengan total 3.525 ekor.
Selanjutnya, posisi ketiga ada Sinjai dengan ketersediaan mencapai 10.374 ekor, disusul Bone sebanyak 10.321 ekor dan Makassar sebesar 6.867 ekor hewan kurban.
“Dari total 136.817 ekor ketersediaan hewan kurban di Sulsel, jumlah ketersediaan sapi menjadi yang terbanyak yaitu 80.665 ekor, lalu kambing sebesar 50.876 ekor dan kerbau itu 5.276 ekor,” tuturnya.
Nurlina Saking menyampaikan, jika total ketersediaan hewan kurban mencukupi jumlah kebutuhan hewan kurban di Sulsel. Untuk tahun 2025 sendiri, kebutuhan hewan kurban di Sulsel mencapai 54.221 ekor.
“Di Sulsel, kebutuhan hewan kurban jumlahnya 54.221 ekor, yang terbagi menjadi 50.359 ekor sapi, 173 ekor kerbau dan 3.689 ekor kambing,” imbuhnya.
Selain ketersediaan hewan kurban, Nurlina turut menyoroti terkait kesehatan hewan kurban, terkhususnya penyakit menular PMK atau Penyakit Mulut dan Kuku.
Ia menilai, walau masih ditemukan di lapangan, situasi PMK tersebut masih dalam kendali, begitupun dengan penyebarannya yang tidak terlalu meluas.
Pengawasan kesehatan hewan yang ketat, kata Nurlina, terus digalakkan oleh pihaknya untuk memastikan keamanan dan kelancaran pelaksanaan kurban diseluruh daerah.
Namun begitu, Kepala Disnakkeswan Sulsel tersebut mengimbau kepada seluruh pelaku usaha ternak agar tidak berpindah-pindah tempat.
“Kalau saat ini mereka kan sudah punya sapi untuk dikumpulkan, sekarang tiba saatnya masyarakat yang akan berkurban, kiranya ke tempat-tempat penampungan yang telah ditetapkan di daerah masing-masing,” ucapnya.
“Kan ada tempat penampungan yang oleh pemerintah setempat di ijinkan di situ, kiranya dipastikan membeli ternak kurban yang sudah diperiksa kesehatannya oleh dinas yang membidangi fungsi peternakan,” sambungnya.
Lebih jauh, ia menuturkan, jika membeli ditempat yang telah disediakan tersebut, masyarakat akan diberi kartu kesehatan yang menandakan jika hewan tersebut telah diperiksa dan bebas dari segala penyakit.
“Kartu yang diberikan bukan hanya bebas dari PMK, tapi bebas dari penyakit-penyakit yang lain, atau cacing. Biasanya kan itu ternak terlihat sehat tapi cacingan. Petugas-petugas dari kesehatan hewan itu paham, jadi mereka akan menyarankan diberi obat cacing atau itu tidak dijadikan ternak kurban sebelum di kasih penanganan,” pungkasnya.
Pemprov Sulsel melalui Disnakkeswan Sulsel terus berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, terkhususnya menjelang Idul Adha 2025.
Dengan persiapan menyeluruh yang dilakukan, baik dari aspek ketersediaan jumlah hewan kurban hingga kondisi kesehatannya, menjadi komitmen kuat Pemprov Sulsel dalam menjaga kualitas hewan kurban, menjamin kesehatan masyarakat serta memastikan ibadah kurban bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya di seluruh wilayah yang ada di Sulsel.