Rencana Penutupan Sementara RSUD Galesong Tuai Kritikan Warga Takalar

7 hours ago 4
 Harusnya Dibenahi, Bukan Ditutup Bupati Takalar Mohammad Firdaus Manye saat memberikan keterangan terkait penutupan RSUD Galesong (Dok : Saleh KabarMakassar).

KabarMakassar.com — Rencana penutupan sementara Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Galesong di Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, menuai sorotan tajam dari masyarakat. Kebijakan yang diumumkan Bupati Takalar Mohammad Firdaus Manye itu memicu diskusi hangat, terutama di media sosial.

Keputusan penutupan layanan medis RSUD Galesong yang akan efektif per 1 Mei 2025 mendatang diambil karena rumah sakit tersebut dinilai mengalami kerugian operasional hingga Rp500 juta per bulan.

Padahal, rumah sakit itu dibangun menggunakan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bernilai lebih dari Rp100 miliar.

Menurut Firdaus, RSUD Galesong hanya melayani 1 hingga 2 pasien per hari dengan biaya operasional harian antara Rp7 hingga Rp10 juta.

Keputusan ini pun menjadi perbincangan di media sosial. Zabri Said Karaeng Mallaloang, seorang pengacara senior, menyayangkan penutupan tersebut. Ia menilai, seharusnya rumah sakit tetap dibuka dan pelayanan ditingkatkan, bukan ditutup.

“Bagaimana nasib para karyawannya? Bisa kena PHK massal. Kalau bisa, ganti saja namanya, jangan pakai Hospital Internasional, cukup RS Rakyat Galesong. Segera urus kerja sama dengan BPJS dan tingkatkan alat kesehatannya, ” tulis Zabri.

Selain itu, ia juga mengkritisi penggunaan nama Internasional, yang menurutnya justru menimbulkan kesan eksklusif dan mahal di mata masyarakat, padahal layanan medis yang diberikan setara dengan fasilitas Puskesmas.

Komentar tersebut pun dibalas akun lain, Arri Said, yang menjelaskan bahwa hanya pelayanan yang ditutup sementara, bukan gedung atau administrasi operasional secara keseluruhan.

Zabri pun kembali merespons, tetap menekankan perlunya efisiensi dan nama yang mencerminkan pelayanan publik, bukan komersial.

Sebelumnya diberitakan, Rumah Sakit Internasional (RSUD Galesong) yang terletak di Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan itu dikabarkan mengalami kerugian hingga Rp500 juta setiap bulannya.

Bupati Takalar Mohammad Firdaus Manye, mengambil langkah tegas dengan memutuskan menutup sementara seluruh layanan medis di rumah sakit tersebut mulai 1 Mei 2025 mendatang.

Keputusan ini diambil usai kunjungannya ke lokasi, Selasa (23/04), untuk melihat langsung kondisi rumah sakit yang dibangun menggunakan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) lebih dari Rp100 miliar tersebut.

“Pelayanan RSUD Galesong ditutup untuk sementara waktu guna membenahi standar layanan dan menyiapkan kerja sama dengan BPJS Kesehatan,” ungkap Firdaus di hadapan pegawai, dokter, hingga perawat rumah sakit.

Menurutnya, rumah sakit yang dulunya digadang-gadang sebagai RS bertaraf internasional itu hanya melayani rata-rata 1 hingga 2 pasien per hari. Padahal, biaya operasional mencapai Rp7 hingga Rp10 juta per hari. Hal ini dianggap membebani anggaran daerah secara signifikan.

Akibat penutupan layanan medis, ratusan tenaga perawat akan dirumahkan sementara, sementara staf administrasi tetap bekerja guna menyelesaikan dokumen dan persyaratan kerja sama dengan BPJS.

Firdaus menegaskan bahwa seluruh pegawai akan dipanggil kembali jika kerja sama dengan BPJS telah disepakati.

“Kami tidak ingin terburu-buru, tapi ini soal efisiensi dan pelayanan publik yang lebih tepat sasaran. Jika kerja sama dengan BPJS sudah terjalin, semua pegawai akan kembali bekerja,” tutupnya.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news