Ilustrasi saham (Dok : KabarMakassar).
KabarMakassar.com — Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan dinamika yang fluktuatif pada awal pekan ini, Senin (26/05).
Dibuka menguat di level 7.233,77 pada pukul 09.01 WIB, IHSG sempat bergerak optimis sebelum akhirnya berbalik arah dan mengalami pelemahan signifikan menjelang siang hari.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG mencatat kenaikan sebesar 0,27% atau 19,61 poin. Indeks ini bergerak di rentang 7.229 hingga 7.240 dengan 235 saham tercatat menguat, 83 saham melemah, dan 262 saham stagnan. Namun, tren positif tersebut tidak bertahan lama.
Pukul 11.08 WIB, IHSG melemah 0,62% atau 44,86 poin menuju level 7.169,29. Sepanjang sesi perdagangan, indeks bergerak dalam kisaran 7.157 hingga 7.240, mencerminkan tekanan pasar yang meningkat.
Tim Analis MNC Sekuritas memperingatkan bahwa IHSG berisiko mengalami koreksi dalam waktu dekat. Berdasarkan analisis teknikal, posisi indeks saat ini telah mencapai akhir dari wave (v) pada label hitam dari wave [a], yang mengindikasikan bahwa penguatan sudah mulai terbatas.
“Penguatan IHSG sudah mulai terbatas dan rawan berbalik terkoreksi. Area penguatan diperkirakan akan menguji level 7.227, dan investor perlu mewaspadai potensi koreksi ke rentang 6.713 hingga 7.031,” jelas Tim Riset MNC Sekuritas.
Dalam pandangan teknikal hari ini, MNC Sekuritas menempatkan level support IHSG di kisaran 7.085 dan 7.009, sementara level resistansi berada pada rentang 7.263 hingga 7.324.
Sejumlah saham juga direkomendasikan untuk dicermati investor, yakni BREN, INDF, PNBN, dan SSIA.
Dari sisi fundamental, analis Indo Premier Sekuritas, David Kurniawan, menyoroti dua faktor utama yang dapat memengaruhi pergerakan IHSG pekan ini, yakni rebalancing Indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) serta aliran dana asing ke pasar domestik.
David menjelaskan bahwa rebalancing MSCI yang dijadwalkan pada akhir Mei 2025 akan memberikan dampak terhadap alokasi investasi asing.
Berdasarkan evaluasi terakhir yang diumumkan pada Rabu (14/05), MSCI memasukkan dua saham ke dalam MSCI Small Cap Index, yaitu PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) dan PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA).
Sementara itu, empat saham dikeluarkan dari indeks, yaitu PT Harum Energy Tbk. (HRUM), PT Indika Energy Tbk. (INDY), PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA), dan PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA).
Perubahan tersebut diyakini akan berdampak pada pergerakan dana asing di pasar saham. Data mencatat, sepanjang pekan 19—23 Mei 2025, investor asing melakukan aksi beli bersih sebesar Rp2 triliun di pasar reguler. Saham-saham yang menjadi incaran antara lain BBRI, ANTM, BMRI, GOTO, dan BBCA.
“Net buy sebesar Rp2 triliun adalah yang tertinggi dalam lima minggu terakhir dan lebih dari dua kali lipat rata-rata inflow mingguan sejak April. Ini menunjukkan tingkat kepercayaan asing terhadap prospek pasar saham Indonesia masih cukup tinggi,” ujar David.
Meski begitu, investor tetap diimbau untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi, mengingat potensi koreksi teknikal yang cukup besar dalam waktu dekat.
Berikut rekomendasi saham hari ini yang dirangkum dari sejumlah broker.
BRI Danareksa Sekuritas
– BUMI
– ELSA
– DEWA
BNI Sekuritas
– BRIS
– ADRO
– PGAS
– MDKA
– CUAN
– PSAB
Philip Sekuritas
– KLBF
– BTPS
Phintraco Sekuritas
– KLBF
– TOWR
– MBMA
– AUTO
– BBYB
MNC Sekuritas
– BREN
– INDF
– PNBN
– SSIA
CGS International Sekuritas
– KLBF
– MDKA
– ARCI
– ISAT
– MYOR
– BREN
Panin Sekuritas
– EXCL
– AVIA
– NISP
– PTRO
Mirae Asset Sekuritas
– ADRO
– BSDE
– KLBF
– ICBP
– TLKM
– CYBR
– KRAS
– PNBN
Disclaimer: Saham-saham yang direkomendasikan di atas mencerminkan potensi tren kenaikan berdasarkan analisis teknikal dan fundamental. Meski demikian, investor disarankan untuk tetap mencermati kondisi pasar dan melakukan analisis lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi. Berita ini tidak bersifat mengajak untuk membeli produk tertentu.
