Beranda News Wapres Gibran Kunjungi Pasar Rakyat Butta Salewangang Maros
KabarMakassar.com — Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka didampingi oleh Pj Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof Zudan Arif Fakrulloh, Plt Bupati Maros, Suhartina Bohari, dan Kepala Pasar Rakyat Butta Salewangang Maros (BSM), Abd Rasak, mengunjungi Pasar Rakyat BSM, pada Kamis (14/11).
Di pasar yang mengusung konsep tradisional modern ini, Wapres melihat bagaimana penggabungan konsep tradisional dan modern mampu meningkatkan kualitas fasilitas pasar dan tata kelola yang lebih profesional, sembari tetap menjaga keaslian interaksi pasar tradisional.
Selain itu, dengan manajemen yang tersentralisasi, pasar ini tidak hanya mengatur tata letak lapak dan kios dengan rapi, tetapi juga mulai mendukung sistem pembayaran berteknologi, seperti non-tunai.
Wapres menilai, konsep pasar tradisional modern merupakan manajemen yang baik. Konsep ini memungkinkan hasil panen petani lokal dan produk UMKM dapat tersalurkan langsung sehingga memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.
Hal ini juga sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan penerapan ekonomi berbasis kerakyatan melalui penguatan pasar tradisional. Di mana, pedagang pasar tradisional adalah penyambung dan perantara antara petani dengan produsen dan konsumen di masyarakat yang lebih luas.
Salah satu pedagang kebutuhan sehari-hari, Dewi Mutia, menjelaskan bahwa melalui penerapan sistem tradisional modern di Pasar Rakyat BSM, masyarakat dimudahkan dalam memenuhi kebutuhannya.
“Di sini konsepnya tradisional modern, sehingga di sini lebih tertata dan barangnya lengkap,” ungkap Dewi.
Pasar yang dibangun tahun 2015 dan mulai beroperasi tahun 2017 ini ditempati lebih kurang 80 unit ruko, 701 kios, dan 560 lapak pedagang. Barang-barang yang diperdagangkan di pasar ini pun beragam, mulai dari komoditas pangan, pakaian, dan kebutuhan sehari-hari lainnya.
Wapres berharap ke depannya, konsep pasar tradisional modern seperti ini dapat diterapkan lebih luas di daerah lain di Indonesia, khususnya di luar Pulau Jawa, sebagai langkah strategis untuk mengangkat kesejahteraan pedagang dan petani lokal, serta memberikan pengalaman belanja yang lebih baik bagi masyarakat.