
KabarMakassar.com — Tahukah kamu bahwa kadar gula darah yang tinggi bisa berdampak serius bagi kesehatan jika dibiarkan terus-menerus? Kadar gula darah, atau yang juga disebut glukosa darah, adalah jumlah glukosa yang terdapat dalam aliran darah kita.
Glukosa ini sebenarnya penting karena menjadi sumber energi utama bagi tubuh, dan umumnya diperoleh dari makanan yang mengandung karbohidrat.
Bagi orang dewasa, kadar gula darah normal biasanya berkisar hingga 100 mg/dL saat puasa serta kurang dari 140 mg/dL setelah makan. Seseorang dianggap mengalami hiperglikemia atau kadar gula darah tinggi ketika kadar gula darah puasa melebihi 125 mg/dL, atau lebih dari 180 mg/dL setelah makan.
Kondisi gula darah tinggi tidak hanya ditandai dengan angka yang melewati ambang batas, namun juga bisa dikenali melalui beberapa gejala fisik.
Berdasarkan informasi dari American Diabetes Association, beberapa gejala umum gula darah tinggi diantaranya adalah, sering buang air kecil, rasa haus yang berlebihan, penurunan berat badan yang signifikan tanpa sebab yang jelas, kulit terasa kering, serta penglihatan menjadi kabur atau terganggu.
Kenaikan kadar gula darah dapat disebabkan oleh gangguan pada hormon insulin maupun oleh berbagai kondisi serta kebiasaan hidup yang memengaruhi keseimbangan gula darah dalam tubuh, berikut pemaparannya:
1. Dehidrasi
Dehidrasi dapat menjadi salah satu faktor penyebab naiknya kadar gula darah dalam tubuh. Kondisi tersebut terjadi karena kurangnya cairan dalam aliran darah membuat konsentrasi glukosa meningkat, sehingga darah menjadi lebih kental.
Sebaliknya, ketika kadar gula darah meningkat, tubuh akan mencoba menyeimbangkan cairan dengan mengeluarkan lebih banyak urin, yang pada akhirnya juga mampu menyebabkan dehidrasi.
2. Kurang tidur
Sebuah studi yang dimuat dalam The Journal Diabetes Care mengungkapkan jika penderita diabetes tipe 1 yang hanya tidur selama 4 jam per malam mengalami penurunan sensitivitas insulin sebesar 14 sampai dengan 21 persen.
Kurangnya waktu tidur bisa meningkatkan stres tubuh, yang pada akhirnya menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Karena ketika tidur, kadar hormon kortisol menurun serta sistem saraf menjadi lebih tenang, sehingga membantu menjaga kestabilan gula darah.
3. Gangguan hormon insulin
Umumnya, tingginya kadar gula darah disebabkan oleh kekurangan hormon insulin atau ketika insulin tidak bekerja secara efektif karena adanya resistensi insulin.
Insulin sendiri merupakan hormon yang memiliki peran penting dalam mengatur kadar gula darah tetap stabil. Fungsinya ialah membantu sel-sel tubuh menyerap glukosa untuk diubah menjadi energi.
Gangguan pada fungsi insulin ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti penyakit autoimun, keturunan, pertambahan usia, maupun pola hidup tidak sehat yang menyebabkan kelebihan berat badan.
4. Pemanis buatan
Banyak penderita diabetes melitus beranggapan jika mengonsumsi makanan atau minuman tanpa gula, atau yang berlabel “sugar-free”, maka itu akan aman bagi mereka. Beberapa bahkan mengganti gula alami dengan pemanis buatan karena dianggap lebih aman.
Tetapi faktanya, pemanis buatan tetap mampu memicu peningkatan kadar gula darah jika dikonsumsi secara berlebihan, sama seperti pemanis alami.
Sebuah studi dari jurnal Nature menemukan bahwa konsumsi minuman berlabel “nol kalori” yang mengandung pemanis buatan pada individu sehat (yang tidak menderita diabetes) mampu menyebabkan intoleransi glukosa, peningkatan kadar gula darah, serta meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.
5. Konsumsi kopi
Walau tidak ditambahkan gula, konsumsi kopi tetap berpotensi menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Hal tersebut disebabkan oleh kandungan kafein dalam kopi yang bagi sebagian orang mampu memicu lonjakan gula darah secara signifikan.
Kafein sendiri diketahui mampu memengaruhi respon tubuh terhadap insulin, sehingga bagi sebagian individu, terutama yang memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes, efeknya dapat cukup terasa.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Duke University mengungkapkan jika penderita diabetes tipe 2 yang mengonsumsi kopi atau teh dengan kandungan kafein mencapai 500 mg dalam sehari maka mengalami peningkatan kadar gula darah sebesar 7,5 persen.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa walaupun tidak mengandung gula tambahan, kafein dalam jumlah tinggi tetap dapat berdampak negatif terhadap pengendalian gula darah, terkhususnya bagi penderita diabetes.