KabarMakassar.com — Mikroplastik adalah partikel plastik yang memiliki ukuran sangat kecil, yaitu kurang dari 5 milimeter. Partikel tersebut telah menjadi salah satu ancaman serius karena mampu mencemari lingkungan secara luas dan berdampak buruk terhadap kesehatan manusia.
Partikel plastik itu dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai jalur, salah satunya adalah melalui saluran pernapasan saat seseorang menghirup udara yang telah terkontaminasi.
Selain itu, partikel ini juga bisa tertelan melalui makanan serta minuman yang telah tercemar mikroplastik. Menurut Alodokter yang merupakan mitra resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, zat kimia berbahaya yang terkandung dalam mikroplastik juga mempunyai potensi untuk terserap ke dalam tubuh melalui kontak langsung dengan kulit.
Biasanya, mikroplastik dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan asal dan proses pembentukannya. Jenis pertama disebut dengan mikroplastik primer, yakni mikroplastik yang secara sengaja diproduksi dalam ukuran mikroskopis untuk digunakan dalam pembuatan berbagai produk konsumen.
Produk-produk tersebut diantaranya, sabun, deterjen, kosmetik, serta bahan tekstil seperti pakaian. Jenis kedua ialah mikroplastik sekunder, yakni partikel plastik kecil yang berasal dari proses penguraian atau degradasi limbah plastik sekali pakai, seperti botol plastik, kantong kresek, dan kemasan makanan.
Di Indonesia, keberadaan mikroplastik telah ditemukan di berbagai lingkungan, termasuk di wilayah perairan laut, sedimen sungai, dan bahkan di ekosistem terumbu karang.
Tidak hanya itu, mikroplastik juga ditemukan dalam tubuh ikan yang acap kali dikonsumsi manusia, menandakan adanya potensi bahaya bioakumulasi.
Karena ukurannya yang amat kecil dan sifatnya yang tidak mudah terurai, mikroplastik sangat mudah menyebar dan bertahan lama di lingkungan.
Hal tersebut menjadikannya sebagai ancaman serius yang tidak hanya berdampak pada ekosistem, namun juga membahayakan kesehatan manusia secara langsung maupun tidak langsung.
Berikut ini merupakan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh mikroplastik terhadap kesehatan yakni:
1. Gangguan pernapasan
Udara yang tercemar tidak hanya mengandung gas serta partikel berbahaya, namun juga dapat membawa partikel mikroplastik yang tersebar di atmosfer.
Karena memiliki ukuran yang sangat kecil dan ringan, mikroplastik dengan mudah terbawa oleh angin serta terhirup tanpa disadari oleh manusia.
Setelah masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan, partikel ini mampu menempel di dinding saluran napas dan menimbulkan iritasi. Apabila paparan berlangsung secara terus-menerus, iritasi tersebut berpotensi berkembang menjadi kerusakan jaringan paru-paru yang lebih serius.
Kerusakan pada jaringan paru-paru tersebut kemudian bisa meningkatkan kemungkinan seseorang menderita berbagai gangguan pernapasan.
Beberapa penyakit yang dapat timbul sebagai akibatnya diantaranya adalah asma, penyakit paru obstruktif kronik, dan bahkan kanker paru-paru. Risiko terhadap penyakit-penyakit itu menjadi lebih tinggi seiring dengan tingkat paparan mikroplastik yang terus berlanjut dari waktu ke waktu.
2. Penyakit jantung dan stroke
Salah satu ancaman serius lain yang ditimbulkan oleh mikroplastik terhadap kesehatan manusia ialah meningkatnya risiko terkena penyakit jantung.
Partikel plastik berukuran sangat kecil tersebut jika masuk ke dalam tubuh dan bersirkulasi melalui aliran darah, berpotensi menempel pada dinding pembuluh darah. Seiring waktu, partikel-partikel tersebut bisa membentuk lapisan plak yang menyumbat aliran darah secara perlahan.
Kondisi penyumbatan ini tentu amat berbahaya karena dapat mengganggu sirkulasi darah yang normal, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya gangguan kardiovaskular seperti penyakit jantung dan stroke.
Hasil dari sebuah penelitian ilmiah menunjukkan jika individu yang ditemukan memiliki akumulasi mikroplastik dalam pembuluh darahnya berisiko 4,5 kali lebih tinggi untuk mengalami kedua penyakit tersebut dibandingkan dengan mereka yang tidak memilikinya.
Temuan tersebut memperkuat kekhawatiran akan dampak jangka panjang paparan mikroplastik terhadap sistem peredaran darah manusia.
3. Gangguan pencernaan
Mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh partikel plastik berukuran sangat kecil ini.
Saat makanan atau minuman yang mengandung mikroplastik dikonsumsi, partikel itu akan melewati sistem pencernaan dan masuk ke dalam saluran pencernaan. Di dalam sistem ini, mikroplastik berpotensi menempel pada dinding usus.
Keberadaan partikel asing tersebut mampu menyebabkan iritasi dan memicu peradangan pada lapisan usus. Apabila peradangan ini terus berlangsung, maka fungsi sistem pencernaan dalam menyerap nutrisi secara optimal dapat terganggu.
Lebih jauh lagi, para ahli turut mengkhawatirkan bahwa akumulasi mikroplastik dalam usus dapat berdampak negatif terhadap keseimbangan mikroorganisme yang hidup di dalamnya, terutama bakteri baik. Padahal, keberadaan bakteri baik di usus amat penting bagi kesehatan tubuh.
Selain membantu proses penyerapan nutrisi dari makanan, bakteri tersebut juga berperan dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh serta menjaga kesehatan secara menyeluruh.
Gangguan pada populasi bakteri baik ini dapat membuka jalan bagi munculnya berbagai gangguan pencernaan dan penurunan daya tahan tubuh.
4. Penyakit kanker
Saat mikroplastik berhasil masuk ke dalam tubuh manusia, partikel-partikel kecil ini tidak hanya menumpuk di jaringan tubuh, namun juga dapat menimbulkan dampak biologis yang serius.
Salah satu efek yang paling mengkhawatirkan adalah kemampuannya untuk menyebabkan kerusakan pada struktur DNA dalam sel.
Kerusakan DNA tersebut dapat terjadi karena mikroplastik mengandung bahan kimia berbahaya atau memicu stres oksidatif yang mengganggu stabilitas genetik.
Dalam beberapa kasus, gangguan ini mampu menyebabkan terjadinya mutasi genetik, yaitu perubahan pada informasi gen yang bersifat permanen.
Apabila mutasi tersebut memengaruhi gen yang mengatur pertumbuhan dan pembelahan sel, maka risiko berkembangnya penyakit berbahaya seperti kanker menjadi lebih tinggi.
Oleh sebab itu, keberadaan mikroplastik di dalam tubuh manusia kini menjadi perhatian serius dalam konteks kesehatan jangka panjang dan pencegahan penyakit kronis.