Agar Tak Burnout, Ini Cara Membangun Work Life Balance di Era Modern

2 months ago 34

KabarMakassar.com — Work life balance adalah istilah yang menggambarkan keseimbangan antara aktivitas pekerjaan dan kehidupan pribadi seseorang.

Banyak pekerja tidak menyadari pentingnya keseimbangan tersebut karena tekanan dari atasan maupun tuntutan hidup yang terus meningkat.

Padahal, berdasarkan Alodokter kurangnya work life balance dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental seseorang.

Perlu dipahami jika work life balance bukan soal membagi waktu secara sama rata antara kerja dan kehidupan pribadi.

Yang terpenting ialah apakah seseorang merasa puas dan seimbang dalam menjalani keduanya.

Saat seseorang merasa kewalahan atau stres baik di kantor maupun di rumah, hal ini bisa menjadi sinyal bahwa work life balance sedang terganggu.

Ciri keseimbangan yang baik adalah saat seseorang merasa bahagia dan tetap produktif dalam bekerja, namun juga punya waktu menikmati aktivitas di luar pekerjaan seperti hobi atau berkumpul bersama orang terdekat.

Di samping itu, seseorang yang memiliki work life balance cenderung tidak terbebani oleh pekerjaan ketika di rumah, memiliki tidur yang cukup, serta menjalani gaya hidup yang sehat.

Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mewujudkan work life balance, diantaranya yaitu:

1. Jangan menunda-nunda pekerjaan

Kebiasaan menunda-nunda pekerjaan dapat membuat beban tugas terasa semakin berat dan menumpuk di pikiran.

Akibatnya, kamu bisa merasa kewalahan dan kesulitan untuk memulai menyelesaikan tugas tersebut.

Untuk mengatasinya, maka kamu dapat mencoba mengerjakan pekerjaan dari yang paling ringan atau sederhana terlebih dahulu. Kamu dapat menyelesaikan satu tugas secara bertahap sebelum beralih ke pekerjaan berikutnya.

Agar tetap fokus serta tidak jenuh, sempatkan waktu istirahat singkat sekitar lima menit di sela-sela aktivitas.

Penting untuk diingat jika menunda tidak akan membuat tugas selesai dengan sendirinya.

Semakin cepat pekerjaan diselesaikan, semakin banyak waktu yang bisa kamu nikmati untuk beristirahat atau berkumpul bersama orang terdekat.

2. Tetapkan prioritas

Tidak mempunyai kendali atas pekerjaan yang dilakukan bisa menjadi pemicu awal dari buruknya work life balance.

Untuk menghindari hal itu, penting untuk menetapkan prioritas dalam setiap tugas atau aktivitas yang harus diselesaikan.

Buatlah daftar pekerjaan serta utamakan hal-hal yang paling penting atau mendesak terlebih dahulu.

Dengan cara ini, kamu bisa bekerja lebih terstruktur dan tidak mudah kewalahan. Jika kamu merasa beban kerja terlalu berat dan melebihi kemampuan, tidak ada salahnya bersikap realistis.

Mintalah bantuan dari rekan kerja atau ajukan perpanjangan waktu agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik tanpa mengorbankan kesehatan atau kehidupan pribadi.

3. Menjaga komunikasi dengan orang terdekat

Luangkan waktu agar tetap terhubung dengan orang-orang terdekat seperti keluarga, sahabat, atau pasangan.

Menjaga hubungan sosial yang hangat mampu memberikan efek positif pada kesehatan mental.

Berinteraksi dengan orang-orang yang kamu sayangi bisa menjadi pelarian sejenak dari rutinitas pekerjaan yang melelahkan.

Aktivitas bersama mereka dapat membantu kamu merasa lebih rileks dan bahagia.

Tanpa disadari, momen kebersamaan ini juga menjadi bentuk istirahat yang amat dibutuhkan oleh tubuh dan pikiran.

Dengan begitu, maka kamu bisa terhindar dari stres berlebihan dan risiko burnout yang dapat mengganggu produktivitas.

4. Jangan ragu mengambil cuti

Banyak karyawan merasa ragu atau enggan untuk mengajukan cuti karena takut dianggap tidak memiliki sikap yang profesional.

Padahal, cuti merupakan hak setiap pekerja yang seharusnya dimanfaatkan ketika tubuh dan pikiran membutuhkan istirahat.

Jika kamu merasa lelah atau jenuh, tidak ada salahnya mengambil waktu libur satu atau dua hari untuk menyegarkan diri.

Gunakanlah waktu cuti kamu untuk melakukan hal-hal yang di nikmati, seperti berlibur ke tempat favorit atau sekadar bersantai di rumah.

Agar waktu istirahat benar-benar berkualitas, kamu dapat mematikan notifikasi pekerjaan di ponsel selama cuti.

Selain itu, beri tahu rekan kerja bahwa kamu sedang tidak aktif, sehingga kamu bisa fokus pada pemulihan tanpa terganggu urusan kantor.

5. Ketahui kapan harus berhenti

Tidak sedikit pekerja yang mencurahkan seluruh tenaga dan waktunya hanya untuk pekerjaan, tanpa memperhatikan batas waktu.

Hal tersebut sering disebabkan oleh tekanan pekerjaan yang tinggi atau dorongan untuk terus produktif, bahkan di akhir pekan juga hari libur.

Akibatnya, energi mental serta fisik terkuras habis, sementara kehidupan pribadi pun terabaikan.

Jika kamu mulai merasa berada di titik ini, cobalah berhenti sejenak dan lepaskan diri dari urusan kantor, termasuk dengan mematikan notifikasi email kerja.

Gunakanlah waktu tersebut untuk merefleksikan hidup serta bertanya pada diri sendiri, “Apakah cara saya menjalani hidup saat ini sudah sehat dan seimbang?”

Ingatlah, tidak semua pekerjaan harus diselesaikan sekaligus, masih ada hari esok untuk melanjutkan pekerjaan dengan lebih tenang dan teratur.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news