KabarMakassar.com — Di mana pun kita berada baik itu di rumah maupun di tempat kerja, debu halus hampir selalu ada. Debu dapat ditemukan di berbagai tempat seperti kasur, meja kerja, bahkan di pakaian yang kita kenakan setiap hari.
Debu tidak hanya berasal dari lingkungan, namun bisa juga berasal dari makhluk hidup di sekitar kita. Contohnya, bulu hewan peliharaan, bangkai serangga seperti kecoak, hingga spora jamur.
Selain itu, salah satu penyumbang debu yang umum ialah tungau debu, makhluk mikroskopis yang hidup di tempat-tempat lembap dan berdebu seperti bantal atau karpet.
Debu-debu ini apabila dibiarkan menumpuk dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan tubuh kita. Oleh sebab itu, penting untuk membersihkannya secara rutin.
Bahaya dari debu dapat muncul ketika partikel-partikelnya terhirup ke dalam sistem pernapasan. Ini mampu memicu gangguan seperti batuk, sesak napas, atau alergi.
Selain itu, debu juga bisa menyebabkan iritasi pada kulit. Beberapa orang dapat mengalami gatal-gatal atau ruam jika kulitnya terpapar debu dalam waktu lama.
Membersihkan debu secara teratur, menjaga ventilasi ruangan, serta mencuci perlengkapan rumah adalah langkah penting untuk melindungi kesehatan dari ancaman debu.
Melansir Klikdokter yang merupakan mitra resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, berikut sejumlah bahaya debu bagi kesehatan:
1. Iritasi saluran napas
Udara di dalam rumah ternyata juga dapat tercemar, bukan hanya udara di luar. Salah satu pencemar udara dalam ruangan yakni debu yang beterbangan.
Debu yang ada di dalam rumah dapat membawa berbagai partikel kecil. Beberapa di antaranya berasal dari bahan kimia dalam produk rumah tangga yang biasa digunakan sehari-hari.
Contoh produk tersebut ialah cairan pembersih lantai, pelapis furnitur kayu, hingga cairan penghilang karat. Bahan-bahan itu mengandung senyawa kimia yang bisa berbahaya jika terhirup.
Saat bahan kimia dari produk-produk tersebut menguap, mereka bisa menyatu dengan partikel debu di udara dalam rumah. Apabila kita menghirupnya, zat-zat ini bisa masuk ke dalam tubuh.
Dalam jangka panjang, paparan terus-menerus terhadap partikel berbahaya ini mampu merusak bagian dalam saluran pernapasan, khususnya lapisan epitel yang berfungsi melindungi.
Kerusakan pada lapisan pelindung saluran napas ini dapat memicu berbagai gangguan kesehatan. Beberapa keluhan yang mungkin muncul ialah iritasi, batuk, sesak napas, dan suara serak.
Oleh sebab itu, penting untuk menjaga kebersihan rumah secara teratur serta menggunakan produk pembersih yang lebih aman atau alami agar kualitas udara di dalam rumah tetap sehat.
2. Picu alergi
Salah satu dampak paling umum dari paparan debu terhadap kesehatan yakni alergi. Alergi debu umumnya ditandai dengan gejala seperti mata terasa gatal, berair, kemerahan, sering bersin, dan hidung berair.
Gejala tersebut dapat semakin parah jika seseorang sering beraktivitas di luar rumah, tetapi tidak menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal maupun hewan peliharaan.
Apabila anda atau anggota keluarga memiliki riwayat alergi debu, penting untuk menjaga kebersihan rumah secara rutin agar gejalanya tidak kambuh atau memburuk.
Usahakan membuka jendela saat siang hari agar sirkulasi udara di dalam rumah dapat berjalan lancar. Cahaya matahari yang masuk juga mampu membantu menurunkan tingkat kelembapan di dalam rumah.
Kelembapan yang terlalu tinggi dapat memicu pertumbuhan jamur, sehingga penting membiarkan sinar matahari masuk agar kondisi rumah bisa tetap kering dan sehat.
Selain itu, sebaiknya hindari penggunaan karpet, terkhususnya di kamar tidur. Sebagai gantinya, pilihlah lantai berbahan keramik, marmer, atau kayu, serta gunakan seprai serta sarung bantal yang dirancang khusus untuk mencegah tungau.
3. Masalah pencernaan
Tanpa disadari, makanan yang kita konsumsi sehari-hari dapat terpapar debu. Hal ini bisa terjadi ketika makanan dibiarkan terbuka tanpa penutup, baik saat dimasak di rumah maupun saat membeli jajanan dari tempat yang kurang higienis.
Debu yang masuk ke dalam makanan bisa terbawa ke saluran pencernaan saat dikonsumsi. Ini tentu saja mampu memicu berbagai gangguan kesehatan.
Beberapa keluhan yang mungkin timbul akibat debu yang tertelan ialah sakit perut, rasa mual, muntah, dan bahkan diare. Kondisi ini dapat lebih berisiko pada anak-anak atau orang dengan sistem imun lemah.
Oleh sebab itu, penting untuk selalu menjaga makanan tetap bersih dan higienis. Salah satu caranya ialah dengan menutup makanan menggunakan tudung saji atau penutup lainnya.
Kebiasaan ini amat membantu mencegah masuknya debu dan partikel asing lain ke dalam makanan sebelum dikonsumsi.
Selain itu, dianjurkan untuk menghindari membeli makanan dari tempat yang terlihat kotor atau tidak terjaga kebersihannya. Menjaga makanan tetap bersih merupakan langkah sederhana tapi penting untuk mencegah masalah pencernaan.
4. Tingkatkan resiko resistensi antibiotik
Resistensi antibiotik adalah kondisi di mana bakteri mampu bertahan terhadap efek obat antibiotik. Bukannya mati, bakteri justru dapat terus berkembang biak, sehingga pengobatan penyakit akibat infeksi bakteri menjadi jauh lebih sulit.
Salah satu penyebab utama resistensi tersebut adalah penggunaan antibiotik yang berlebihan atau tidak sesuai aturan. Penggunaan yang tidak bijak memberi peluang terhadap bakteri untuk beradaptasi dan menjadi kebal.
Yang mungkin jarang disadari, debu ternyata juga dapat berperan dalam masalah ini. Dalam butiran debu ada berbagai senyawa aktif, termasuk zat antibakteri seperti triklosan, yang cukup sering ditemukan di lingkungan rumah.
Triklosan sendiri umum terkandung dalam berbagai produk rumah tangga, seperti sabun, pasta gigi, serta deterjen. Walau diklaim mampu membunuh bakteri, paparan terus-menerus terhadap zat ini justru mampu memicu terjadinya resistensi bakteri.
Penelitian dari Northwestern University di Chicago menunjukkan jika debu dengan kadar triklosan tinggi dapat menyebabkan bakteri mengalami perubahan genetik.
Perubahan tersebut meningkatkan kemungkinan bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik di masa depan.