
KabarMakassar.com — Kursi Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kota Makassar mengalami kekosongan setelah Adi Rasyid Ali (ARA) menyatakan mundur dari jabatannya.
Keputusan ARA ini menandai berakhirnya kepemimpinannya selama 15 tahun memimpin partai berlambang mercy tersebut di tingkat kota.
ARA mengaku bahwa surat pengunduran dirinya telah dia buat sejak 21 April 2025 dan secara resmi telah dikirimkan ke Dewan Pimpinan Daerah (DPD) maupun Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat.
“Pengunduran diri sudah ada. Ini sudah lama, tanggal 21 April. DPP dan DPD sudah tahu, sudah saya kirimkan PDF,” ujarnya.
Pengunduran ARA memantik sejumlah spekulasi, mengingat ia juga tengah menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Perumda Parkir Makassar.
Namun, ARA menegaskan bahwa keputusan tersebut tidak terkait dengan jabatan barunya. Ia menyebut langkah itu murni demi memberi ruang kaderisasi dan menyegarkan struktur partai.
“Saya mundur bukan karena Perumda Parkir. Saya mundur karena saya harus mengkader. Kalau saya jadi ketua Demokrat terus, tidak ada kader yang maju. Terlalu lama saya jadi ketua, 15 tahun. Jadi saya butuh kader,” tegasnya.
Kepergian ARA dari pucuk pimpinan partai membuka ruang sekaligus tantangan bagi Demokrat Makassar. Pasalnya selama menduduki kursi Ketua DPC, ARA telah membawa Demokrat Makassar dua kali di kursi Pimpinan DPRD Kota.
Untuk mengisi kekosongan itu, Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel, Ni’matullah Erbe, angkat bicara. Ia mengatakan bahwa partai akan segera menyiapkan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPC, namun semuanya tetap melalui mekanisme internal partai.
“Saya belum bisa memastikan calon pengganti ARA, karena kami harus melihat surat pengunduran dirinya terlebih dahulu. Mekanisme partai kan pasti ada. Kami akan mengusulkan Plt Ketua Demokrat Makassar setelah surat pengunduran dirinya diterima,” jelas Ni’matullah, Rabu (07/06).
Ia juga mengingatkan agar proses penentuan pengganti ARA tidak dilakukan secara terburu-buru. Menurutnya, penunjukan harus berdasarkan pertimbangan matang agar kepemimpinan partai tetap berjalan dengan baik.
“Jangan buru-buru lah untuk menentukan siapa yang akan menggantikan,” tambahnya.
Seiring pernyataan tersebut, sejumlah nama mulai disebut-sebut sebagai kandidat kuat penerus ARA. Di antaranya adalah Aliyah Mustika Ilham (Wakil Wali Kota Makassar), yang dikenal sebagai sosok senior dan memiliki pengalaman politik yang cukup panjang.
Selain itu, bursa calon Ketua Demokrat pengganti ARA, Fatma Wahyuddin (Sekretaris DPC Demokrat Makassar/Ketua Fraksi Demokrat DPRD Sulsel), Andi Januar Jaury Dharwis (eks legislator DPRD Sulsel/Wakil Ketua DPD Demokrat Sulsel, 3 anggota DPRD Makassar Fraksi Demokrat yakni Ray Suryadi Arsyad, Rezki dan Tri Sulkarnain Ahmad.
Saat ini, proses pengusulan Plt masih dalam tahap evaluasi internal. DPD Demokrat Sulsel memastikan bahwa keputusan akhir akan mengacu pada prinsip kaderisasi dan kebutuhan konsolidasi partai di tingkat kota.
Dengan keluarnya ARA, Demokrat Makassar memasuki babak baru. Meski ditinggalkan sosok sentral selama satu setengah dekade terakhir, partai ini diharapkan mampu bertransformasi dan melahirkan pemimpin baru yang tak hanya menjaga, tapi juga memperkuat posisi Demokrat di panggung politik Makassar.