KabarMakassar.com — Desakan terhadap Pemerintah Kota Makassar untuk segera membenahi secara total Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang kian menguat.
Anggota DPRD Kota Makassar, Hartono, menilai pembenahan kawasan pengelolaan sampah tersebut jauh lebih mendesak ketimbang proyek-proyek lain, termasuk pembangunan stadion baru di kawasan Untia.
Menurutnya, TPA Antang saat ini berada dalam kondisi darurat. Infrastruktur rusak, armada tua, hingga persoalan pembebasan lahan yang belum tuntas menjadi sumber kekacauan yang tak kunjung diselesaikan. Terlebih, kemacetan parah dan gangguan lalu lintas di area masuk TPA kini sudah menjadi pemandangan rutin.
“Kalau kita bicara kebutuhan yang mendesak, ya TPA. Sampah tidak bisa ditunda. Jangan sampai masyarakat kembali mengamuk seperti kemarin. Kami di DPRD juga kena imbasnya,” kata Hartono, Jumat, (27/06).
Hartono menyoroti pengalokasian anggaran sebesar Rp9 miliar untuk membangun akses jalan ke TPA Antang sebagai langkah mutlak yang harus segera direalisasikan. Ia menegaskan, percuma menambah armada pengangkut jika akses jalannya masih rusak dan becek.
“Saya lihat langsung ke lapangan. Ketika truk masuk dan jalan becek, itu tidak hanya menyulitkan, tapi memacetkan. Bahkan truk baru pun akan kesulitan, apalagi armada lama,” ujarnya.
Politisi dari Fraksi PKS ini juga menegaskan bahwa upaya penambahan armada sampah dan peremajaannya harus dilakukan bersamaan dengan perbaikan jalan dan penataan sirkulasi lalu lintas di sekitar kawasan TPA.
“Kalau hanya satu sisi yang dibenahi, hasilnya tetap akan macet. Sirkulasi masuk-keluar truk harus lancar. Sekarang yang terjadi, truk antre, jalan becek, belum lagi kalau hujan. Sudah pasti tidak lancar,” terangnya.
Tak hanya itu, Hartono mengungkapkan masih adanya alat berat yang disegel serta lahan milik warga yang belum dibebaskan hingga kini. Menurutnya, ini menunjukkan lemahnya penyelesaian persoalan mendasar oleh Pemkot Makassar. Ia pun mendesak agar seluruh komponen masalah itu ditangani secara komprehensif.
“Jangan sampai armadanya baru, infrastrukturnya bagus, tapi tiba-tiba warga tolak karena lahan belum dibayar. Harus satu kali gerak, semua tuntas,” tegasnya.
Hartono juga menyinggung kunjungan Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin ke TPA belum lama ini. Meski kondisi tampak normal saat peninjauan, ia menyatakan telah lebih dulu melihat kondisi riil yang jauh dari layak.
“Saya masuk sebelum Wali Kota datang. Kondisinya parah. Jadi saya mau lihat dua hari ke depan apakah masih normal atau cuma karena dikunjungi,” imbuhnya.
Ia menambahkan, masalah sampah bukan sekadar teknis, tapi menyangkut kenyamanan dan kesehatan warga. Ia mengingatkan agar program ‘sampah gratis’ yang dicanangkan Pemkot tidak menjadi bumerang karena lemahnya manajemen dan minimnya infrastruktur pendukung.
“Isunya sampah gratis, tapi kalau infrastruktur tidak dibenahi, nanti sampahnya malah gratis menyebar ke mana-mana,” sindirnya.
Hartono pun menekankan bahwa persoalan TPA Antang harus menjadi prioritas dalam pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) perubahan yang akan datang. Menurutnya, tidak ada alasan untuk menunda penyelesaian persoalan sampah yang semakin kompleks dan sensitif di mata masyarakat.
“Setiap hari ada sampah. Ini bukan isu yang bisa ditunda-tunda. Jangan tunggu ada aksi dari warga lagi baru gerak,” tutup Ketua Panitia Kerja LKPJ Pemkot Makassar 2024 itu.
Sebelumnya, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin mengatakan, pentingnya percepatan perbaikan infrastruktur akses dan optimalisasi distribusi kendaraan pengangkut sampah yang kerap terhambat oleh kondisi jalan yang rusak dan sempit.
“Hari ini saya kembali ke TPA Antang untuk melihat langsung progres perbaikan sejak kunjungan kemarin. Jalur distribusi sudah mulai membaik. Kita terus upayakan penguatan akses jalan dengan material batu dan pasir,” ujar Appi.
Appi menemukan salah satu persoalan utama yang menghambat kelancaran pengelolaan sampah keterbatasan armada. Menurutnya, sebagian besar truk pengangkut sampah saat ini belum dilengkapi teknologi modern, sehingga proses bongkar muat masih dilakukan secara manual, terutama untuk mendaki area pembuangan yang lebih tinggi.
“Truk-truk kita belum dilengkapi teknologi yang mendukung. Banyak yang harus bongkar manual karena tidak mampu naik ke atas dengan beban berat. Ini sangat menyulitkan, apalagi saat cuaca buruk,” ungkapnya.
Sebagai solusi, Pemkot Makassar tengah menyusun rencana pengadaan sekitar 100 unit armada baru. Saat ini, pemerintah sedang mengkaji dua skema, pembelian langsung atau sistem sewa jangka panjang.
“Kalau kita beli, otomatis jadi aset pemerintah. Tapi kalau sewa, bisa lebih efisien dalam hal perawatan dan tidak perlu pusing dengan kendaraan rusak yang menumpuk. Ini yang sedang kita hitung matang-matang,” jelas Appi.
Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum (PU) mengalokasikan anggaran sebesar Rp9 miliar untuk membangun jalan beton sepanjang 200 meter dan lebar 6 meneter menuju TPA Antang.
Proyek ini ditargetkan mulai pengerjaan fisik pada bulan Agustus 2025, usai penyelesaian tahapan penyelidikan tanah dan Detail Engineering Design (DED).
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar, Zuhaelsi Zubir, mebgatakan Pemerintah Kota Makassar terus berupaya mengurai persoalan akses masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang yang selama ini dikeluhkan karena jalan rusak, antrean truk yang mengular, hingga persoalan kelebihan kapasitas.
“Salah satu langkah konkret yang kini kami siapkan adalah pembangunan jalan beton menuju TPA, dengan anggaran senilai Rp9 miliar,” ujarnya, Rabu (25/06).
Dengan konstruksi yang lebih kuat dan tahan beban, jalan beton ini diharapkan mampu memperlancar arus kendaraan pengangkut sampah serta meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah di Makassar secara menyeluruh.
Zuhaelsi Zubir, menjelaskan bahwa proyek ini akan menggunakan konstruksi betonisasi sepanjang 200 meter dengan lebar 6 meter.
“Kita anggarkan Rp9 miliar untuk pembangunan jalan masuk ke TPA Antang. Ini kita beton karena kondisi medan sangat berat, banyak tanah bercampur sampah, sehingga butuh konstruksi yang kuat dan tahan beban,” ujar Zuhaelsi.
Saat ini, pembangunan jalan masuk tersebut sedang berada dalam tahap perencanaan. Penyelidikan tanah dan penyusunan Detail Engineering Design (DED) sedang berlangsung.
Targetnya, pengerjaan fisik sudah bisa dimulai pada bulan Agustus 2025. Ia berharap seluruh proses perencanaan, termasuk penyelidikan tanah dan DED, rampung sebelum Agustus, agar pekerjaan bisa langsung dimulai.