KabarMakassar.com — Stres adalah suatu kondisi yang dapat muncul akibat adanya perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Setiap perubahan, baik besar maupun kecil, mampu membuat tubuh bereaksi sebagai bentuk perlindungan terhadap hal-hal yang dianggap berpotensi membahayakan.
Menariknya, tubuh manusia tidak selalu bisa membedakan mana yang benar-benar membahayakan dan mana yang sebenarnya tidak berbahaya. Oleh sebab itu, berdasarkan Hellosehat, tubuh tetap memberikan reaksi, baik secara fisik, mental, maupun emosional, ketika merasakan adanya ancaman.
Ketika seseorang merasa dalam kondisi terancam, maka tubuh secara otomatis akan memicu reaksi kimia tertentu. Reaksi tersebut berfungsi untuk mempersiapkan tubuh menghadapi situasi itu, dengan cara bertarung atau melarikan diri. Respons ini dikenal sebagai mekanisme fight-or-flight.
Dalam keadaan seperti ini, tubuh akan mengalami berbagai perubahan, mulai dari meningkatnya denyut jantung dan laju pernapasan, otot-otot yang menjadi lebih tegang, serta naiknya tekanan darah. Semua perubahan tersebut terjadi sebagai bentuk kesiapan tubuh untuk menghadapi situasi yang dianggap berbahaya.
Perlu diketahui bahwa penyebab stres dapat berbeda-beda bagi setiap individu. Hal yang mungkin memicu stres pada seseorang, belum tentu berdampak sama pada orang lain. Perbedaan ini amat bergantung pada sudut pandang individu dalam menilai situasi serta kemampuan mereka dalam mengelola stres tersebut.
Dalam beberapa kasus, stres dalam kadar ringan justru mampu memberikan manfaat. Contohnya, stres ringan dapat mendorong seseorang untuk lebih fokus dan termotivasi dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas tertentu. Tetapi, apabila stres dibiarkan hingga mencapai tingkat yang berat dan terjadi secara terus-menerus atau kronis, hal itu dapat berakibat negatif.
Stres kronis mampu menimbulkan gangguan tidak hanya pada kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi, namun juga bisa mempengaruhi kesehatan fisik secara keseluruhan. Oleh sebab itu, penting bagi setiap orang untuk mengenali penyebab stres dan mengetahui cara yang tepat untuk menanganinya.
Stres, terkhususnya yang berlangsung lama dan terasa berat, bisa membawa dampak negatif bagi kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Saat mengalami stres, tubuh bisa menunjukkan gangguan pada berbagai sistem penting, seperti sistem saraf pusat, sistem hormonal, sistem pernapasan, sistem pencernaan, hingga sistem kekebalan tubuh.
Reaksi tersebut merupakan bagian dari mekanisme alami tubuh dalam berusaha melindungi diri dari tekanan atau ancaman yang dirasakan. Berikut merupakan sejumlah gangguan kesehatan yang mungkin timbul akibat stres berkepanjangan:
1. Gangguan sistem imun
Ketika mengalami stres, tubuh akan merespons dengan mengaktifkan sistem imun agar lebih siap menghadapi ancaman. Apabila stres yang dirasakan hanya berlangsung sebentar, respons ini justru bermanfaat karena bisa membantu tubuh dalam melawan infeksi serta mempercepat proses penyembuhan luka.
Tetapi, jika stres berlangsung dalam jangka waktu yang lama, tubuh akan memproduksi hormon kortisol dalam jumlah tinggi. Hormon ini bisa menekan pelepasan histamin serta memperlambat respons peradangan, yang seharusnya berguna dalam melawan zat asing yang masuk ke tubuh.
Akibatnya, individu yang mengalami stres kronis cenderung memiliki daya tahan tubuh yang menurun. Hal tersebut membuat mereka lebih mudah terserang penyakit, misalnya flu, pilek, atau infeksi lainnya. Selain itu, proses pemulihan dari penyakit atau cedera juga dapat menjadi lebih lambat dibandingkan kondisi normal.
2. Penyakit kardiovaskular
Saat menghadapi stres akut misalnya terjadi akibat terjebak kemacetan, detak jantung akan bertambah cepat, serta pembuluh darah yang menuju otot-otot besar serta jantung akan melebar. Perubahan tersebut menyebabkan peningkatan tekanan darah serta volume darah yang dipompa ke seluruh tubuh.
Ketika stres, tubuh memerlukan aliran darah yang lebih cepat untuk disalurkan ke seluruh bagian tubuh, terkhususnya otak dan hati untuk menyediakan energi yang dibutuhkan setiap sel tubuh.
Hal yang serupa terjadi ketika anda mengalami stres kronis atau stres yang berlangsung lama, di mana detak jantung akan terus meningkat secara konstan. Tekanan darah serta kadar hormon stres juga akan tetap tinggi secara terus-menerus. Ketika dibiarkan, stres kronis dapat meningkatkan kemungkinan terkena hipertensi, serangan jantung, atau stroke.
3. Gangguan pencernaan
Ketika mengalami stres, peningkatan denyut jantung serta laju pernapasan mampu memberikan dampak negatif terhadap fungsi sistem pencernaan. Kondisi tersebut bisa menyebabkan anda mengonsumsi makanan dalam jumlah lebih banyak atau justru lebih sedikit dari biasanya.
Stres juga mampu meningkatkan kemungkinan munculnya gangguan pencernaan seperti sensasi panas di dada, naiknya asam lambung ke kerongkongan, rasa mual, muntah, juga nyeri di bagian perut.
Selain itu, stres berpengaruh terhadap gerakan usus dalam mencerna makanan. Hal tersebut bisa mengakibatkan masalah pencernaan seperti diare atau justru sembelit, tergantung pada bagaimana tubuh masing-masing individu merespons stres tersebut.
4. Gangguan muskuloskeletal
Saat seseorang mengalami stres, otot-otot di area kepala cenderung menjadi tegang. Ketegangan otot yang berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan timbulnya nyeri kepala, termasuk migrain.
Dalam kondisi yang lebih serius, efek stres mampu meluas hingga menimbulkan gangguan pada sistem muskuloskeletal. Ini dapat memengaruhi berbagai bagian tubuh seperti ligamen, saraf, tendon, otot, sendi, bahkan tulang belakang, yang semuanya berperan penting dalam pergerakan juga postur tubuh.