IHSG Sukses Cetak Kenaikan Tiga Pekan Beruntun, Sektor Material-Kesehatan Jadi Penopang Utama

19 hours ago 5

KabarMakassar.com — Pasar saham Indonesia kembali menunjukkan performa positif pada pekan yang berakhir Jumat (09/05). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 0,25% dalam sepekan, mengakhiri perdagangan di level 6.832,80. Ini menandai tren penguatan IHSG selama tiga pekan berturut-turut, didorong oleh dominasi tren naik pada empat dari lima hari perdagangan terakhir.

Kendati IHSG mencatatkan kenaikan mingguan, aksi investor asing justru berlawanan arah. Tercatat, investor asing melakukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 3,26 triliun. Sebagian besar aksi jual ini terjadi di pasar negosiasi. Angka tersebut sangat kontras dengan pekan sebelumnya, di mana investor asing sempat melakukan pembelian bersih (net buy) senilai Rp 118,43 miliar.

Dari sisi sektoral, penguatan indeks selama sepekan terutama ditopang oleh saham-saham di sektor material dasar yang naik signifikan sebesar 4,91%. Diikuti sektor kesehatan yang menguat 2,64%, sektor energi 2,07%, serta sektor barang konsumsi primer dan non primer dengan penguatan masing-masing 2,04% dan lebih rendah.

Sementara itu, sektor industri, keuangan, properti, teknologi, dan infrastruktur justru mengalami pelemahan, yang menjadi penyeimbang atas kenaikan yang terjadi pada sektor-sektor lainnya.

Sejumlah emiten tercatat memberikan kontribusi besar terhadap kenaikan IHSG. Di antaranya adalah PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) yang sahamnya naik 7,46%, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) yang melonjak 11,32%, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) yang menguat 4,3%, serta PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang mencatatkan lonjakan tajam hingga 17,02%.

Namun, tidak semua saham memberikan dorongan positif terhadap indeks. Tekanan justru datang dari saham-saham seperti Bank Mandiri (BMRI), Telkom Indonesia (TLKM), PT DCI Indonesia Tbk (DCII), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan United Tractors (UNTR). Selain itu, pelemahan juga tercatat pada saham PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk (SMMA), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), Bank Negara Indonesia (BBNI), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), dan PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI).

Menutup pekan ini, perdagangan hari Jumat (9/5/2025) ditandai dengan penguatan tipis IHSG sebesar 5 poin. Indeks berhasil bertahan di zona hijau meskipun sempat berfluktuasi sepanjang sesi. Beberapa saham yang mencuri perhatian dengan lonjakan harga signifikan adalah PT Jaya Swarasa Agung Tbk (TAYS), PT Megapower Makmur Tbk (MPOW), PT Sekar Bumi Tbk (SKBM), dan PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk (JATU).

Dengan capaian tersebut, pelaku pasar akan mencermati sentimen global dan domestik yang bisa memengaruhi arah pergerakan IHSG di pekan mendatang, khususnya dinamika dari sektor yang selama ini menjadi penopang utama kenaikan indeks.

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menutup sesi perdagangan Jumat (09/05)kemarin dengan performa yang nyaris negatif. Meski sempat dibuka menguat dan mencatat kenaikan pada sesi awal, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) perlahan terpangkas hingga mendekati zona merah menjelang penutupan. Kondisi ini mencerminkan ketidakpastian pelaku pasar dalam merespons situasi domestik dan global.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG sempat naik sebesar 0,32%. Namun penguatan ini menyusut menjadi 0,25% di akhir sesi pertama. Tekanan jual terus meningkat di sesi kedua, menyebabkan indeks sempat tergelincir ke bawah titik nol sebelum akhirnya ditutup nyaris stagnan.

Kondisi pasar hari ini juga ditandai oleh dominasi saham-saham merah. Dari keseluruhan saham yang diperdagangkan, sebanyak 362 saham mengalami penurunan harga, sementara 258 saham menguat, dan 340 saham lainnya tidak mengalami perubahan harga.

Aktivitas transaksi pun terlihat sepi, dengan total nilai perdagangan hanya mencapai Rp 8,99 triliun dari 18,46 miliar saham yang berpindah tangan dalam 1,08 juta kali transaksi.

Meski IHSG secara keseluruhan nyaris stagnan, sebagian besar sektor saham justru mencatatkan penguatan.

Berdasarkan data Refinitiv, sektor kesehatan menjadi motor utama dengan kenaikan sebesar 0,89%. Disusul oleh sektor utilitas yang naik 0,68% dan sektor industri yang menguat 0,59%.

Di sisi lain, saham-saham unggulan turut memberi kontribusi positif terhadap indeks. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi penopang terbesar dengan sumbangan 7,64 poin terhadap IHSG.

Selain itu, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) menyumbang 4,13 poin, disusul oleh PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan kontribusi 3,42 poin, PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) sebesar 3,25 poin, dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sebanyak 2,06 poin.

Namun, tekanan terhadap IHSG tak dapat dihindari dari sejumlah saham pemberat. Saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) menjadi penekan terbesar dengan sumbangan negatif sebesar -7,88 poin.

Selain itu, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menyumbang -3,16 poin, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) -1,76 poin, PT Panin Financial Tbk (PNLF) -1,29 poin, dan PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) juga -1,29 poin.

Meski tekanan jual terjadi, beberapa saham justru mencatat lonjakan harga signifikan dan masuk dalam daftar top gainers. Bahkan tiga di antaranya berhasil menyentuh batas auto rejection atas (ARA).

Ketiganya adalah PT Jaya Swarasa Agung Tbk (TAYS) yang melonjak 34,6% ke level Rp 70 per saham, PT Megapower Makmur Tbk (MPOW) yang naik 34,2% menjadi Rp 149, serta PT Sekar Bumi Tbk (SKBM) yang melesat 24,8% ke Rp 402.

Dua saham lain yang juga mencatatkan kenaikan signifikan adalah PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk (JATI) dengan kenaikan 20% ke level Rp 180 dan PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR) yang naik 19,6% ke posisi Rp 67.

Sebaliknya, lima saham mencatatkan kinerja buruk dan masuk daftar top losers hari ini. Penurunan terdalam dialami oleh PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI) yang anjlok 14,7% ke level Rp 190.

PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH) juga merosot 14,6%, disusul oleh PT Panin Financial Tbk (PNLF) yang turun 14,4% ke Rp 308. Sementara PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK) terkoreksi 13,3% ke harga Rp 78, dan PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) ambles 12% ke Rp 1.310.

Selama sepekan, IHSG secara umum menunjukkan tren positif, dengan hanya satu hari perdagangan ditutup di zona merah, yakni pada Kamis (08/05) lalu saat indeks melemah 1,42%.

Dalam sepekan IHSG tercatat naik 0,25%. Namun secara year-to-date, IHSG masih berada dalam tren negatif dengan koreksi sebesar 3,49%.

Secara global, sentimen eksternal turut mempengaruhi pergerakan pasar. Hari ini, bursa saham Asia mayoritas menguat. Indeks Hang Seng di Hong Kong naik 0,4%, Nikkei Jepang melonjak 1,5%, dan Straits Times Singapura menguat 0,7%. Sementara indeks Shanghai dari Tiongkok justru melemah 0,3%.

Dari sisi geopolitik dan ekonomi global, dua hal besar yang turut menjadi perhatian pasar adalah kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Inggris, serta memanasnya hubungan antara India dan Pakistan.

Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa kedua negara telah menyepakati kerja sama perdagangan yang disebut “komprehensif dan lengkap.”

Kesepakatan itu diumumkan bersama Perdana Menteri Inggris Keir Starmer melalui sambungan pengeras suara di Ruang Oval, dengan penegasan bahwa tarif dasar 10% tetap diberlakukan untuk Inggris.

Di sisi lain, ketegangan militer antara India dan Pakistan semakin meningkat. Militer Pakistan melaporkan serangan drone oleh India yang menewaskan satu warga sipil dan melukai empat tentara mereka, serta menghantam sejumlah target militer.

Di Eropa Timur, konflik Rusia dan Ukraina juga kembali memanas, dengan klaim dari Kementerian Pertahanan Rusia bahwa Ukraina telah mengirim 500 drone, termasuk dua sistem HIMARS, ke wilayah Rusia.

Dengan berbagai tekanan eksternal dan dinamika di dalam negeri, laju IHSG ke depan diperkirakan masih akan berfluktuasi tajam, seiring para investor terus mencermati arah perkembangan sentimen global dan data fundamental emiten dalam negeri.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news