Infeksi Jamur Kulit, Berikut 4 Jenis Paling Umum dan Sering Ditemukan!

2 days ago 13
Infeksi Jamur Kulit, Berikut 4 Jenis Paling Umum dan Sering Ditemukan! Ilustrasi kulit gatal (Dok: Int)

KabarMakassar.com — Menurut Alodokter yang merupakan mitra resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, infeksi jamur merupakan salah satu jenis infeksi kulit yang paling umum terjadi dan dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia. Baik anak-anak, orang dewasa, sampai lansia memiliki potensi yang sama untuk mengalami infeksi ini.

Sejumlah jenis infeksi jamur pada kulit bersifat menular, sehingga dapat dengan mudah menyebar dari satu orang ke orang lain, terutama jika kontak kulit terjadi secara langsung atau melalui benda-benda yang terkontaminasi. Infeksi tersebut sering kali menimbulkan rasa tidak nyaman, terutama karena gejala yang muncul bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.

Oleh sebab itu, penting bagi setiap orang untuk memahami apa saja penyebab infeksi jamur kulit juga langkah-langkah yang tepat untuk mencegah dan mengatasinya.

Umumnya, infeksi jamur kulit disebabkan oleh beberapa jenis jamur, antara lain Candida, Malassezia, Epidermophyton, Microsporum, dan Trichophyton. Meskipun tidak selalu menimbulkan masalah serius, infeksi ringan yang disebabkan oleh jamur biasanya akan menyebabkan munculnya ruam di permukaan kulit. Ruam itu bisa menimbulkan rasa gatal yang cukup mengganggu dan dapat memengaruhi penampilan penderitanya.

Jamur-jamur tersebut berkembang biak melalui spora yang tersebar di udara dan bisa menempel pada permukaan tubuh manusia. Oleh karena itu, bagian luar tubuh seperti kulit dan kuku menjadi area yang paling sering terkena dampaknya. Risiko infeksi akan meningkat pada individu yang sering berkeringat atau memiliki gaya hidup aktif, terkhusus jika kebersihan tubuh tidak dijaga dengan baik setelah beraktivitas. Keringat yang berlebih serta kelembapan yang tidak dikontrol dapat menciptakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan jamur.

Selain itu, ada kelompok tertentu yang memiliki kerentanan lebih tinggi terhadap infeksi jamur kulit. Contohnya, penderita diabetes yang sistem kekebalan tubuhnya cenderung melemah, atau bayi dan balita yang menggunakan popok dalam waktu lama.

Kondisi lembap pada area tubuh yang tertutup popok dapat menjadi tempat yang ideal bagi jamur untuk tumbuh dan berkembang. Maka dari itu, menjaga kebersihan kulit serta memperhatikan kondisi tubuh sangat penting untuk mencegah infeksi jamur berkembang.

Berikut ini merupakan beberapa jenis infeksi jamur pada kulit yang paling sering ditemukan diantaranya adalah:

1. Tinea pedis atau kurap kaki

Salah satu gejala yang umumnya muncul pada penderita tinea pedis adalah kulit kaki yang terlihat mengelupas, terutama pada bagian yang sering mengalami gesekan atau lembap. Selain itu, kulit juga mampu mengalami pecah-pecah yang terkadang terasa nyeri atau tidak nyaman saat disentuh.

Pada beberapa kasus, muncul juga lepuhan-lepuhan kecil yang berwarna kemerahan di permukaan kulit, menandakan adanya iritasi atau peradangan. Gejala lainnya yang cukup sering dirasakan ialah rasa gatal yang intens, disertai sensasi perih yang dapat bertambah parah jika area yang terinfeksi digaruk atau terus-menerus terkena keringat.

Infeksi jamur tersebut termasuk jenis yang gampang menular, baik melalui kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi maupun melalui permukaan benda seperti lantai kamar mandi, handuk, atau sepatu yang lembap. Umumnya, infeksi tinea pedis paling sering muncul di sela-sela jari kaki, karena area tersebut cenderung lembap dan kurang mendapatkan sirkulasi udara yang baik. Orang-orang yang aktif bergerak, terkhususnya para olahragawan yang sering menggunakan sepatu tertutup dan kaus kaki dalam waktu lama, memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena infeksi ini. Kondisi kaki yang tertutup dan berkeringat menciptakan lingkungan ideal bagi jamur untuk tumbuh juga berkembang.

2. Kandidiasis kulit

Kandidiasis pada kulit merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur dari jenis Candida, dan infeksi ini tidak menular dari satu orang ke orang lain. Walau bisa muncul di hampir seluruh bagian tubuh, infeksi ini lebih sering terjadi di area yang hangat dan lembap, seperti di sekitar lipatan selangkangan maupun bagian bawah ketiak. Ketika kulit mengalami infeksi oleh jamur Candida, biasanya akan terlihat kemerahan serta disertai dengan rasa gatal yang cukup mengganggu.

3. Dermatofitosis

Ciri khas dari infeksi jamur ini yaitu munculnya ruam di kulit yang berbentuk melingkar. Ruam tersebut umumnya berwarna kemerahan dan menimbulkan rasa gatal yang cukup mengganggu. Pada bagian tepi lingkaran, warna merah tampak lebih mencolok serta jelas dibandingkan bagian tengahnya, sehingga memberikan tampilan seperti cincin.

Penyakit kulit yang dikenal dengan nama ringworm ini bersifat menular, artinya mampu menyebar dari satu individu ke individu lain, baik melalui kontak langsung maupun benda yang terkontaminasi. Walau begitu, infeksi ini biasanya tidak berkembang menjadi kondisi yang serius atau berbahaya. Area tubuh yang dapat terkena ringworm cukup beragam, mulai dari kulit kepala, wajah, dan leher, hingga bagian tubuh lainnya seperti tangan atau punggung.

4. Tinea Cruris

Tinea cruris merupakan jenis infeksi jamur yang bersifat menular dan biasanya menyerang area lipatan kulit yang cenderung lembap serta hangat. Lokasi infeksi umumnya meliputi bagian tubuh seperti selangkangan, lipatan di sekitar bokong, serta area genital. Jamur penyebab infeksi tersebut tumbuh subur di lingkungan yang tertutup dan lembap, sehingga bagian-bagian tubuh tersebut menjadi sasaran yang paling umum.

Kulit yang mengalami infeksi tinea cruris umumnya akan menunjukkan perubahan warna menjadi kemerahan. Selain itu, penderita juga akan merasakan sensasi gatal yang cukup kuat dan bahkan bisa disertai rasa perih, terutama jika area tersebut tergesek atau berkeringat.

Kondisi itu lebih sering ditemukan pada pria, khususnya mereka yang berada dalam rentang usia remaja hingga dewasa. Risiko infeksi juga meningkat terhadap individu yang memiliki kebiasaan mengenakan pakaian ketat, seperti celana yang terlalu rapat, karena dapat menyebabkan penumpukan keringat dan menghambat sirkulasi udara di area tubuh tertentu.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news