
KabarMakassar.com — Kebiasaan makan dan juga minum sambil berdiri sering kali dianggap kurang sopan dan tidak sesuai dengan norma kesopanan yang berlaku di tengah masyarakat. Ternyata, bukan hanya dinilai kurang pantas dari sudut pandang sosial, menurut Alodokter kebiasaan tersebut juga dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan tubuh seseorang.
Dalam beberapa situasi tertentu, seseorang mungkin tidak memiliki pilihan lain selain makan sambil berdiri. Contohnya, saat menghadiri acara yang jumlah kursinya terbatas atau ketika sedang dalam kondisi terburu-buru atau saat tidak sempat duduk.
Tetapi, ada juga orang yang memilih untuk makan sambil berdiri walau sebenarnya tersedia tempat duduk yang cukup. Hal itu bisa terjadi karena alasan efisiensi atau karena telah menjadi kebiasaan sehari-hari.
Walau terlihat lebih praktis dan menghemat waktu, dianjurkan agar kebiasaan makan atau minum sambil berdiri tidak dilakukan secara terus-menerus. Sebab, apabila dilakukan secara rutin, hal tersebut mampu menimbulkan berbagai risiko yang kurang baik bagi kesehatan tubuh dalam jangka panjang.
Meskipun tampak sepele, kebiasaan makan dan minum sambil berdiri ternyata dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Berikut beberapa kemungkinan dampak yang bisa terjadi:
1. Perut kembung.
Apabila makanan atau minuman yang anda konsumsi tidak bisa dicerna dan diserap dengan optimal oleh usus, hal tersebut bisa menyebabkan perut mengalami kembung. Kondisi perut kembung itu tidak hanya menimbulkan rasa nyeri, tetapi juga mampu memicu ketidaknyamanan dalam beraktivitas sehari-hari, bahkan membuat perut tampak lebih besar dari biasanya.
Selain itu, kebiasaan makan atau minum sambil berdiri cenderung membuat seseorang menelan makanan dengan lebih cepat dari biasanya. Ketika proses menelan berlangsung terlalu cepat, maka jumlah udara yang ikut masuk ke dalam saluran pencernaan pun menjadi lebih banyak. Akumulasi udara berlebih tersebut kemudian bisa menyebabkan tekanan dalam perut meningkat dan akhirnya menimbulkan sensasi kembung yang mengganggu.
2. Tersedak
Mengonsumsi makanan atau minuman dalam posisi berdiri, apalagi ketika dilakukan dengan terburu-buru, bisa meningkatkan risiko tersedak. Saat seseorang makan dalam keadaan tidak tenang dan dengan posisi tubuh yang tidak ideal, koordinasi antara menelan serta bernapas bisa terganggu.
Hal tersebut membuat makanan atau minuman lebih mudah masuk ke saluran napas secara tidak sengaja, sehingga menyebabkan tersedak. Walau tersedak terlihat seperti masalah sepele, kondisi itu sebenarnya bisa memicu komplikasi serius, bahkan berpotensi membahayakan nyawa jika tidak segera ditangani dengan tepat.
Di sisi lain, meskipun kebiasaan makan sambil berdiri kerap dipandang tidak sopan serta memiliki dampak negatif bagi kesehatan, dalam beberapa situasi tertentu justru dapat menjadi pilihan yang disarankan.
Misalnya, bagi penderita penyakit asam lambung atau GERD, makan sambil berdiri mampu membantu mempercepat proses pengosongan lambung. Dengan lambung yang lebih cepat kosong, maka kemungkinan naiknya asam lambung ke kerongkongan dapat berkurang. Oleh sebab itu, pada kondisi medis tertentu, kebiasaan ini bisa memberikan manfaat tersendiri.
3. Gangguan sistem pencernaan
Proses kerja sistem pencernaan dalam tubuh ternyata dipengaruhi oleh posisi tubuh ketika kita makan. Saat seseorang makan dalam posisi berdiri, maka hal ini dapat menyebabkan pengosongan lambung berlangsung lebih cepat dari biasanya.
Dengan kata lain, makanan yang masuk ke dalam lambung tidak berada di sana dalam waktu yang cukup lama agar diproses secara menyeluruh. Sehingga mengakibatkan, lambung tidak memiliki cukup waktu untuk memecah berbagai zat penting yang terkandung dalam makanan tersebut.
Kondisi tersebut kemudian berdampak pada proses penyerapan nutrisi di usus, karena nutrisi yang belum dipecah dengan baik akan lebih sulit diserap secara optimal oleh tubuh. Apabila terjadi terus-menerus, hal itu bisa menyebabkan tubuh kekurangan asupan gizi yang dibutuhkan untuk menunjang kesehatan.
4. Makan berlebihan
Saat seseorang makan dalam posisi berdiri, proses pengosongan lambung cenderung berlangsung lebih cepat dibandingkan ketika makan sambil duduk. Kondisi tersebut memungkinkan lambung untuk menampung lebih banyak makanan dalam satu waktu, karena makanan yang masuk segera berpindah ke saluran pencernaan berikutnya. Tidak hanya itu, makan sambil berdiri juga sering kali disertai dengan kebiasaan makan yang terburu-buru, sehingga kecepatan makan pun meningkat.
Ketika anda makan lebih cepat dari biasanya, tubuh tidak memiliki cukup waktu untuk merespons asupan makanan secara alami. Hormon yang bertugas mengirimkan sinyal kenyang ke otak membutuhkan waktu untuk mulai bekerja. Tetapi, karena proses makan berlangsung terlalu cepat, sinyal tersebut baru muncul setelah anda sudah mengonsumsi makanan dalam jumlah yang berlebihan. Akibatnya, anda mungkin merasa kenyang setelah perut sudah terisi lebih dari yang seharusnya.
Sebaliknya, saat anda makan dengan perlahan dan tidak tergesa-gesa, tubuh memiliki kesempatan untuk merasakan rasa kenyang secara bertahap. Anda akan menjadi lebih peka terhadap tanda-tanda bahwa tubuh sudah cukup makan, sehingga bisa mengontrol nafsu makan dengan lebih baik.
Tidak hanya itu, makan secara perlahan juga memungkinkan anda menikmati rasa makanan secara lebih mendalam, sehingga pengalaman makan menjadi lebih menyenangkan serta memuaskan.