
KabarMakassar.com — Seorang mahasiswa Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Hasanuddin (Unhas) ditemukan meninggal dunia di rumah kontrakannya pada Kamis (08/05).
Korban bernama drg. Ismawan Hajwan asal Belopa, Kabupaten Luwu yang ditemukan meninggal dunia sekitar pukul 10:00 WITA di rumah kontrakan yang berlokasi di Kompleks Nusa Harapan Permai, Tamalanrea, Makassar.
Korban diketahui tengah menempuh pendidikan di semester tiga dan mengambil Spesialis Konservasi Gigi.
Informasi yang diterima dari Kepala Humas Unhas, Ishaq Rahman bahwa kronologi kejadian berawal pada pagi hari sekitar pukul 08.00 WITA, teman seangkatan korban merasa heran, karena korban yang sedang menjadi dokter residen di RSGM Kandea belum hadir.
Korban selama ini diketahui tidak pernah terlambat. Sementara itu pasien-pasiennya sudah menunggu, maka beberapa temannya berinisiatif menghubungi melalui telepon. Namun tidak ada respon.
Pada pukul 10.00 WITA, dua rekan korban berinisiatif datang ke tempat tinggal korban.
Setelah pintu rumah diketuk-ketuk dan tidak ada respon, rekan korban kemudian menghubungi telepon selularnya. Terdengar suara dering telepon dari dalam rumah.
Kedua rekan korban mengintip ke dalam, dan melihat lampu serta kipas angin menyala.
Khawatir terjadi sesuatu dengan korban, kedua rekan korban kemudian mendobrak pintu rumah dan menemukan korban dalam keadaan terlentang di kursi, dengan badan yang membiru dan kaku.
Saat diperiksa tanda-tanda vital, dipastikan korban telah meninggal dunia.
Selain itu, di atas meja samping korban ditemukan terdapat beberapa obat yang biasa dikonsumsi oleh penderita jantung, hipertensi, dan kolesterol. Saat diperiksa, obat jantung tersebut telah dikonsumsi sebanyak dua butir.
Rekan-rekan korban bercerita bahwa sehari sebelumnya bahwa korban tetap melakukan aktivitas pelayanan sebagai mahasiswa PPDGS/dokter residen di RSGMP Unhas tanpa ada keluhan sakit.
Sekitar pukul 19.15 WITA korban bahkan masih menelepon dan berdiskusi dengan seorang rekannya.
Selanjutnya, pihak keluarga korban memutuskan agar jenazah korban diperiksa lebih lanjut untuk mengetahui penyebab kematian.
Saat ini jenazah drg. Ismawan Hajwan sedang dalam proses untuk diperiksa di Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar.
Dekan FKG Unhas, drg. Irfan Sugianto menegaskan akan memberi dukungan sepenuhnya kepada keluarga korban dalam proses pemeriksaan tersebut. Dirinya berharap, tidak ada spekulasi atau dugaan-dugaan terkait penyebab kematian almarhum.
“Kami atas seluruh jajaran FKG Unhas, menyampaikan duka cita mendalam atas peristiwa ini. Rasa simpati kami sampaikan kepada keluarga korban. Kami akan mendukung sepenuhnya seluruh upaya keluarga sebagai wujud komitmen kami terhadap mahasiswa,” ungkapnya, Kamis (08/05).
Tak hanya itu, di tengah maraknya perbincangan publik tentang kekerasan yang terjadi di program pendidikan spesialis, drg. Irfan Sugianto meyakinkan bahwa pihaknya tidak pernah memberi toleransi terhadap praktik kekerasan dan perundungan di FKG Unhas.
“Kami ingin memberi ketenangan kepada keluarga korban. Untuk itulah kami akan memberikan dukungan sepenuhnya terhadap proses pemeriksaan jenazah yang akan dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara. Tidak ada yang perlu kami tutup-tutupi, karena kami yakin praktik pendidikan di PPDGS Unhas berlangsung sesuai prosedur dan mekanisme yang mengutamakan humanisme,” tegasnya.