Makassar Kurangi Sampah Plastik, ASN dan Warga Diajak Ubah Kebiasaan

2 months ago 27
Makassar Kurangi Sampah Plastik, ASN dan Warga Diajak Ubah Kebiasaan Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin saat Peluncuran Program Mamajang Goo Green (MGG), (Dok: Sinta KabarMakassar).

KabarMakassar.com — Pemerintah Kota Makassar terus memperkuat komitmennya dalam menjaga kelestarian lingkungan, khususnya melalui pengurangan penggunaan botol plastik sekali pakai.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (Appi), secara tegas memimpin langsung gerakan ini dengan menerapkan kebijakan bebas botol plastik di seluruh lingkungan pemerintahan, dimulai dari Kantor Wali Kota.

Langkah tersebut disampaikan Munafri saat menghadiri peluncuran Program Mamajang Goo Green (MGG) sebuah inisiatif ASN ramah lingkungan yang digagas Kecamatan Mamajang, Sabtu (28/06), di Jalan Lanto Dg. Pasewang. Program ini sekaligus menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup di Kota Makassar.

“Saya sudah mulai hilangkan botol plastik dari Kantor Wali Kota. Hari ini di meja saya tidak ada lagi minuman kemasan. Bahkan tadi saat duduk di acara ini pun saya minta minuman tidak dalam botol,” tegas Appi.

Menurutnya, kebiasaan penggunaan botol plastik merupakan pola konsumsi yang harus diubah secara sistematis. Ia menyebut gerakan lingkungan tidak bisa hanya sebatas kampanye simbolik seperti membawa tumbler, tapi tetap mengisi dari air kemasan.

“Gerakan seperti ini sering setengah hati. Bawa tumbler tapi isinya tetap air botol. Itu tidak menyelesaikan masalah. Saya minta ASN benar-benar ubah kebiasaan dan mulai dari diri sendiri,” ujarnya.

Gerakan pengurangan sampah plastik ini, kata Munafri, akan didorong secara menyeluruh di lingkungan pemerintahan dan ditularkan ke masyarakat. Pemerintah juga menargetkan keterlibatan aktif seluruh kecamatan untuk menjadikan program ini bagian dari keseharian.

Selain penghapusan botol plastik, Pemkot Makassar juga memperkuat strategi pengelolaan sampah organik. Salah satu yang diandalkan adalah pemanfaatan lubang resapan biopori yang dapat mengubah sampah daun dan limbah organik menjadi pupuk alami.

“Kalau daun-daun dari pohon kita buang di biopori, itu akan jadi pupuk. Bisa mendukung pertanian kota (urban farming). Camat dan petugas kebersihan harus pastikan ini berjalan,” jelas Appi.

Langkah berkelanjutan lainnya adalah percepatan pendirian Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R) di seluruh wilayah kota. Menurut Munafri, tahun ini Pemkot menargetkan minimal 15 kecamatan memiliki TPS3R aktif yang mampu mengolah sampah sebelum dibuang ke TPA.

“Dengan TPS3R, kita bisa kurangi 40 sampai 50 persen sampah yang masuk ke TPA. Ini harus kita dorong terus,” katanya.

Appi juga menekankan pentingnya kolaborasi masyarakat dalam gerakan lingkungan. Bukan hanya urusan pemerintah kecamatan, kata dia, melainkan tanggung jawab kolektif seluruh warga.

“Perubahan lingkungan itu bukan hasil kerja satu-dua orang. Kalau semua komitmen, semua bisa. ASN, RT/RW, warga, semua harus terlibat,” tegasnya.

Program ini dirancang untuk menjadi model yang bisa direplikasi oleh seluruh kecamatan lain di Kota Makassar. Dalam waktu dekat, Pemkot berencana meluncurkan gerakan serupa di tingkat kota secara resmi sebagai bagian dari kampanye besar pengurangan sampah plastik menuju Makassar lebih hijau dan berkelanjutan.

“Kita tidak ingin program ini cuma berhenti sebagai seremoni. Ini harus jadi gerakan hidup yang terus jalan dan dikawal,” tutup Appi.

Program Mamajang Goo Green sendiri menjadi pilot project perubahan perilaku ASN dan masyarakat terhadap penggunaan plastik. Sekretaris Camat Mamajang, Andi Muhammad Adri, yang menggagas program ini sebagai bagian dari proyek perubahan dalam Diklat Administrator, menyampaikan bahwa gerakan ini lahir dari keprihatinan atas tingginya konsumsi botol plastik di lingkungan kantor maupun rumah tangga.

“Kami ingin mengubah pola pikir dan kebiasaan ASN. Dari rumah bawa tumbler, tidak lagi beli minuman kemasan. Mulai dari kecil tapi konsisten,” ujarnya.

Ia menegaskan, seluruh ASN di Mamajang akan menjadi role model di wilayah kerja masing-masing. Dengan cara itu, kesadaran kolektif di masyarakat diharapkan tumbuh dan mendorong perubahan jangka panjang.

“Kita ingin semua ASN tidak hanya berhenti di kantor, tapi membawa kebiasaan ramah lingkungan ini ke masyarakat. Ini bentuk kontribusi kecil tapi dampaknya besar bagi bumi,” imbuhnya.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news