
KabarMakassar.com — Dinas Perpustakaan Kota Makassar menggelar sosialisasi program inovatif bertajuk Dropbook Bergerak atau disingkat DoBrak, di ruang rapat lantai 6 Menara Balai Kota Makassar, Selasa (22/07).
Program yang juga dikenal sebagai Gerakan Estafet Buku ini diperkenalkan langsung oleh Kepala Dinas Perpustakaan Kota Makassar, Dr. Aryati Puspasari Abady, kepada perwakilan dari sepuluh sekolah yang ditunjuk sebagai mitra percontohan.
Aryati menegaskan bahwa program ini lahir dari keprihatinan terhadap rendahnya pemanfaatan buku yang telah digunakan oleh siswa.
“Banyak buku bacaan, termasuk buku pelajaran, hanya digunakan satu kali selama siswa berada di kelas tertentu. Setelah mereka naik kelas atau lulus, buku-buku itu dibiarkan menumpuk begitu saja,” ujarnya.
Ia menjelaskan, jika asumsi dasar setiap siswa memiliki minimal satu buku dan jumlah siswa di Kota Makassar mencapai ratusan ribu, maka potensi buku yang tidak dimanfaatkan menjadi sangat besar.
“Padahal, di sisi lain, masih banyak sekolah yang kekurangan buku dan siswa yang kesulitan mendapatkan bahan bacaan. Jadi kita ingin mempertemukan dua kondisi ini melalui DoBrak,” kata Aryati.
Melalui program ini, Dinas Perpustakaan Kota Makassar mendorong lahirnya budaya literasi berbasis kolaborasi. Buku-buku yang sudah tidak terpakai diharapkan dapat dikumpulkan dari siswa, orang tua, atau masyarakat, untuk kemudian disalurkan kembali ke sekolah atau perpustakaan yang membutuhkannya.
“Kita tidak hanya mengedukasi tentang pentingnya membaca, tetapi juga menanamkan nilai-nilai berbagi dan kesetiakawanan melalui buku,” tambah Aryati.
Sosialisasi ini juga menjadi ruang dialog terbuka antara Dinas Perpustakaan dan para kepala sekolah, pustakawan, serta pengelola perpustakaan sekolah.
Ia juga menyampaikan bahwa selain sekolah, lokasi pengumpulan buku akan diperluas ke ruang publik. “Kami akan membuka Dropbook Point di area Car Free Day setiap pekan, dan juga di Gedung Layanan Perpustakaan Umum Kota Makassar di Jalan Kerung-Kerung yang akan menjadi pusat pengelolaan DoBrak,” jelasnya.
Sepuluh sekolah yang terlibat dalam tahap awal program ini terdiri dari berbagai jenjang pendidikan, baik negeri maupun swasta. Aryati menyampaikan apresiasi atas antusiasme yang ditunjukkan seluruh sekolah mitra.
“Setelah uji coba ini berjalan dan kita lihat dampaknya, kami akan kembangkan program ini ke lebih banyak sekolah dan komunitas literasi di kota ini. Sosialisasi hari ini menjadi langkah penting untuk menyempurnakan program dan merumuskan strategi pelaksanaan ke depan,” tutupnya.
Sementara itu, pustakawan Dinas Perpustakaan Kota Makassar, Tulus Wulan Juni, memaparkan skema teknis pelaksanaan DoBrak. Ia menjelaskan bahwa sekolah-sekolah mitra akan menjadi titik pengumpulan atau Dropbook Point.
“Sekolah akan menghimpun buku yang tidak terpakai lagi dari siswa dan orang tua. Buku-buku ini akan dicatat, disortir, lalu dijemput oleh tim dari Dinas untuk dihimpun dan diolah lebih lanjut,” kata Tulus.
Ia menambahkan, sebelum disalurkan ke sekolah atau perpustakaan binaan lainnya, koleksi yang terkumpul juga akan dimanfaatkan terlebih dahulu untuk memperkaya koleksi di sepuluh sekolah mitra sebagai bagian dari penguatan jejaring antarperpustakaan.
Seluruh peserta sosialisasi menyambut positif rencana tersebut. Beberapa kepala sekolah bahkan menyampaikan keinginan agar pengumpulan buku segera dimulai.
“Kami akan segera menyusun juknis sebagai pedoman pelaksanaan teknis di lapangan. Ini penting agar semua pihak punya acuan yang jelas,” pungkasnya.