KabarMakassar.com — Tim Labfor Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), guna menyelidiki kebakaran yang terjadi di Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar, Sabtu (11/01). Saat olah tkp, Kasubbag keuangan Disdik Makassar, Ardi dimintai keterangan oleh Labfor.
Berdasarkan informasi yang diterima KabarMakassar.com, tim Labfor Polda Sulsel berjumlah empat orang, mendatangi Disdik Makassar pada Selasa (14/01), sekitar pukul 13.30 WITA, dengan menggunakan mobil dinas berwarna hitam. Mereka melakukan olah tkp selama 4 jam, hingga sekitar pukul 17.00 WITA.
Dari empat tim Labfor yang hadir untuk melakukan olah TKP, tiga diantaranya masuk melakukan penelusuran di dalam gedung dan di luar area kantor Disdik Makassar, di Jalan Anggrek, Kelurahan Paropo, Kecamatan Panakukang.
“Setengah dua tadi (melakukan olah TKP), tapi kalau keterangan nanti sama pimpinanku yah,” ujar salah seorang anggota Labfor, saat menelusuri diluar kantor Disdik.
Kasubbid Fisika dan Digital Forensik Bidang Labfor Polda Sulsel, AKBP Wiji Purnomo mengatakan saat olah tkp pihaknya mencatat beberapa data inventaris.
“Ada beberapa data inventaris yang kami catat, tetapi ini belum selesai,” kata Wiji kepada awak media, usai melakukan olah tkp.
Tak hanya melakukan penelusuran di area gedung, Wiji mengaku pihaknya juga meminta keterangan pada Kasubbag keuangan Disdik Makassar.
“Kami masih meminta beberapa keterangan. Tadi juga kami tanya-tanya Kasubag Keuangan, Pak Ardi,” bebernya.
Sebelumnya diberitakan, Tiga ruangan yang terletak di lantai 2 kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar ludes terbakar. Ketiganya yaitu ruang aula, ruang keuangan, dan ruang perencanaan.
Sekuriti kantor Disdik Kota Makassar, Aldi mengungkapkan bahwa kejadian kebakaran yang menghanguskan lantai 2 itu, terjadi pada pukul 02.05 WITA.
“Yang terbakar ruangan ini, pertama keuangan, terus perencanaan, terus Aula,” kata Aldi kepada media di lokasi kejadian, Sabtu (11/01).
Akibat kebakaran ini, Aldi mengatakan tidak ada barang dan inventaris dari kantor Disdik Makassar yang berada di lantai dua, dapat diselamatkan. Sebab kobaran api yang begitu cepat membesar.
“Ini motor memng motor Randis tapi sudah dimusiumkan memang ada tuju unit itu, terus barang yang terbakar didalam saya tidak bisa prediksi. Tidak ada, tidak ada bisa diselamatkan,” ujarnya
“Yang terbakar diaula itu, video tron sama smart Bron. Server disini pak, server hangus, server dapodik,” lanjut Aldi.
Sementara itu, Kepala Disdik Kota Makassar, Nielma Palamba mengaku mendapatkan informasi kebakaran tersebut sekitar pukul 02.39 WITA dari pihak kantor.
“Tadi jam 02.39 Wita saya ditelpon oleh teman-teman bahwa kantor kebakaran. Jadi saya langsung pakaian dan lari ke sini,” kata Nielam.
Nielam menuturkan bahwa pihaknya belum memastikan barang-barang dan inventaris apa saja yang ludes terbakar.
“Ternyata kalau kita lihat aula ini sudah habis. Yang jelas bahwa barang-barang yang ada di dalam belum bisa kita inventarisir apa-apa yang rusak,” ujarnya.
Kata Nielam bahwa gedung lantai dua yang hangus terbakar, terdapat beberapa ruangan seperti Aula, ruang pengawas dan ruangan keuangan.
“Kalau berkas-berkas kita juga belum tahu, karena kalau keuangan habis, berarti itu dokumen-dokumen. Yang jelas kalau kita bicara dokumen, pasti. Karena semua pekerjaan dokumennya ada,” kata Nielam.
“Mudah-mudahan ini ada arsipnya di BPKD, itu nanti bisa kita ambil. Kalau sarana, mudah-mudahan aman. Kita belum bisa memastikan dokumen apa yang ada di dalam. Menurut informasi yang kita dapat itu bagian sarana aman,” lanjutnya.
Meski demikian, kata Nielam bahwa pihaknya tetap akan masuk bekerja, tapi untuk membersihkan dan menginverisir barang-barang yang dapat diselamatkan akibat kebakaran tersebut.
“Setelah peristiwa ini, tetap masuk kantor tapi tentu kita melakukan pembersihan. Utamanya menginverisir semua barang-barang yang ada di dalam, menjadi catatan kami dan kita buat laporan,” ujarnya.
Namun, Nielam mengaku bahwa akibat kebakaran ini beberapa kegiatan pelayanan di kantor Disdik Makassar terhambat, sehingga pihaknya akan mencari alternatif lain, agar pelayanan terap berjalan.
“Sudah pasti (mengganggu) kalau aktivitas pelayanan, terganggu. Jadi kita berupaya bagaimana mitigasinya cepat supaya ini ada alternatif bisa dipakai sebagai pelayanan. Utamanya juga penyelesaian dokumen-dokumen 2024 kemarin,” pungkasnya.