Pemkot Makassar Bakal Terapkan Pola Baru Tangani Parkir Liar

2 months ago 36
Pemkot Makassar Bakal Terapkan Pola Baru Tangani Parkir Liar Suasana Kemacetan di Makassar, (Dok: Sinta Kabar Makassar).

KabarMakassar.com — Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar di bawah kepemimpinan Wali Kota Munafri Arifuddin dan Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham (Appi-Aliyah) mulai menerapkan pola baru dalam menangani persoalan parkir liar yang selama ini menjadi pemicu utama kemacetan di berbagai kawasan kota.

Langkah itu diawali dengan penyusunan roadmap penertiban parkir liar secara terpadu melalui forum rapat koordinasi bersama Ditlantas Polda Sulsel, TNI, Dinas Perhubungan, Dinas Tata Ruang, PD Parkir Makassar Raya, serta unsur terkait lainnya, Jumat (27/06), di Rumah Jabatan Wali Kota.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin alias Appi, menegaskan perlunya strategi jangka panjang yang terstruktur dalam menangani perparkiran, tak hanya sekadar aksi penertiban sesaat yang bersifat reaktif.

“Saya yakin untuk menyelesaikan ini bukan urusan sebulan dua bulan. Harus ada roadmap, target yang jelas. Kita selesaikan dalam waktu dua sampai tiga tahun, bukan lebih,” tegasnya.

Appi menyoroti fakta bahwa penindakan yang selama ini dilakukan, termasuk pemasangan alat dan operasi rutin, belum cukup memberi efek jera maupun mengurai kemacetan secara signifikan. Karena itu, Pemkot Makassar akan mengadopsi pola baru berbasis kolaborasi, teknologi, dan penataan infrastruktur.

Salah satu skema yang dikembangkan adalah penguatan kemitraan dengan pihak ketiga untuk membangun kantong parkir vertikal (building parking), khususnya di kawasan padat seperti Jalan Boulevard dan area komersial lainnya.

“Kita libatkan mal, fasilitas publik, atau lahan kosong yang bisa disewa. Ini bukan cuma menata parkir, tapi juga untuk menambah PAD,” kata Appi.

Di samping infrastruktur, aspek penegakan aturan juga menjadi perhatian utama. Appi menyoroti ketidakseragaman pola parkir, seperti campuran antara parkir serong dan paralel di satu ruas jalan yang justru mempersempit badan jalan.

“Kalau mau paralel, ya paralel semua. Kalau serong, serong semua. Ini soal ketegasan dan konsistensi penegakan,” tegasnya.

Pemkot Makassar juga tengah menyiapkan jalur percontohan kawasan parkir tertib. Dua ruas jalan akan dijadikan model, dikelola secara ketat untuk dijadikan rujukan sebelum diterapkan lebih luas ke seluruh wilayah.

“Kita butuh contoh nyata di lapangan. Kalau tidak, kita hanya wacana,” tegas Appi.

Appi pun menutup rapat dengan penegasan bahwa solusi penataan parkir tidak boleh lagi sebatas diskusi atau saling menyalahkan.

“Ini bukan soal siapa salah, siapa benar. Tapi bagaimana kita satu suara menyelesaikan persoalan parkir yang sudah bertahun-tahun menghambat kenyamanan warga,” pungkasnya.

Sementara itu Plt Dirut PD Parkir Makassar Raya, Adi Rasyid Ali (ARA), mengungkap bahwa pihaknya telah membentuk Satuan Tugas Penertiban Parkir melibatkan unsur PD Parkir, Dishub, Kepolisian, dan TNI. Namun, ia juga mengakui tantangan besar di lapangan, termasuk kebocoran informasi operasi.

“Begitu kami mau turun, informasinya sudah bocor. Kendaraan liar langsung hilang. Tapi kami tidak menyerah, Satgas tetap bergerak,” kata ARA.

ARA juga menyoroti tarif parkir progresif di beberapa pusat perbelanjaan yang memicu pengalihan kendaraan ke bahu jalan.

“Khusus di Mal Panakkukang, saya sarankan tarif flat untuk karyawan Rp5.000, tapi belum disetujui. Akibatnya, mereka pilih parkir liar di luar,” ujarnya.

Tak hanya soal tarif, ia menyebut persoalan tata ruang yang tidak adaptif sebagai biang masalah struktural. Banyak kawasan yang sebelumnya hanya untuk permukiman kini berubah jadi zona komersial tanpa penyesuaian infrastruktur parkir.

“Rencana tata ruang kita masih bermasalah. Restoran dan toko tumbuh di area perumahan tanpa parkiran. Jadilah bahu jalan korban,” tegasnya.

Kawasan seperti Alaska (Pengayoman), Pantai Losari, dan area seputaran pasar juga disebut sebagai titik rawan parkir liar yang harus segera ditata. ARA menegaskan, persoalan ini butuh kesadaran kolektif dan pengawasan konsisten, bukan hanya seruan penertiban.

“Kalau mau serius, semua pihak harus duduk bersama. Soal setoran dari parkir liar juga harus transparan, siapa izinkan, kemana alirannya?” ujarnya blak-blakan.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news