Polisi Badut Hadirkan Senyum untuk Anak Leukemia di Hari Kemerdekaan

3 weeks ago 5
Polisi Badut Hadirkan Senyum untuk Anak Leukemia di Hari KemerdekaanBringpol Ridha Rusni Rauf saat menjadi badut (Dok: Atri KabarMakassar).

KabarMakassar.com — Semarak Hari Ulang Tahun ke-80 RI biasanya dirayakan oleh rakyat Indonesia dengan mengadakan lomba 17-an dan kegiatan lainnya di ruangan terbuka. Berbeda dengan belasan anak pengidap leukemia di Makassar, Sulawesi Selatan yang merayakan HUT RI ke-80 dengan menikmati atraksi sulap dari sesorang polisi yang berkostum badut.

Badut polisi bernama Ridha Rusni Rauf (28) yang bertugas di Polrestabes Makassar itu menggelar pertunjukan sulap di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (Ykaki) Cabang Makassar di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Tamalanrea.

“Ini adalah rumah singgah, Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia jadi kami semacam support system untuk anak-anak selama masa perawatan maupun pengobatan,” Ketua cabang YKaki, Nurul Hijriati (39) kepada media dilokasi, Minggu (17/08).

Rumah singgah pengidap kanker ini memiliki pasien dengan jumlah lebih 100 orang yang mendpatakan perawatan, namun ada 15 pasien yang berbeda setiap hari untuk mendapatkan perawatan secara bergantian.

“Jumlah pasien 15 orang setiap hari, kalau keseluruhan 100 yang berobat,” sebutnya.

Para pengidap kanker ini, kata Nurul mulai dari anak usia 1 bulan hingga berusia 18 tahun. Mereka juga datang dari wilayah Indonesia timur.

“Paling jauh dari Papua, Merauke,” ujarnya.

“Ada beberapa (paling lama), ada sekitar lima sampai enam pasien. Usia tertua ada sampai 18 tahun. SMA kelas 3,” tambahnya.

Gejala kanker yang diidap para pasien, kata Nurul paling banyak LEUKIMIA atau kanker darah. Para pasien dari daerah masing-masing langsung dirujuk ke rumah sakit Wahidin untuk mendpatakan pengobatan.

“Jadi kalau hiburan-hiburan, kunjungan-kunjungan semacam ini sebenarnya penyemangat tersendiri untuk mereka, karena kan mereka jauh dari kampung halaman, jauh dari keluarga, jadi dukungan dari masyarakat, support dari kita semua ini adalah penyemangat tersendiri untuk mereka,” paparnya.

Saat ini, kata Nurul pihaknya telah bekerjasama dengan Rumah Sakit Wahidin untuk membantu pengobatan gratis para pengidap kanker tersebut.

Selain itu, pihak yayasan juga aktif di media sosial untuk membagikan kegiatan para pasien agar ada donatur yang mau membantu kebutuhan yayasan.

“Kalau kami seringnya biasa dari mulut ke mulut menyampaikan kalau kami ada yayasan atau kami sering juga aktif di sosial medianya kami biasanya sering berbagi kegiatan atau kebutuhan kami untuk Yayasan,” terangnya.

Untuk pengeluaran sebulan dengan jumlah pasien yang mencapai ratusan, pihak yayasan mengeluarkan sekitar 600 ribu untuk makan, perlengkapan mandi, cuci, dan lainnya dalam sehari.

“Jadi 600 kali 3 lumayan juga sekitar 18an juta,” sebutnya.

Nurul mengatakan pasien dari yayasannya merupakan dari keluarga menengah ke bawah, sehingga pihaknya meminimalisir pengeluaran biaya selama masa pengobatan

Sementara untuk pendamping, kata Nurul seorang pasien akan dijaga oleh dua pendamping atau orang tuanya selama masa perawatan.

“Tidak ada batas lama tinggalnya bagi pendamping. Selama masa perawatan, pengobatan pokoknya sampai mereka sehat bisa kembali ke kampung halaman, bisa tinggal di Yayasan,” pungkasnya.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news