Sidrap Klaim Bisa Produksi 700 Ribu Ton Beras, Syaharuddin Sebut Daya Giling Jadi Kunci

12 hours ago 3
Sidrap Klaim Bisa Produksi 700 Ribu Ton Beras, Syaharuddin Sebut Daya Giling Jadi KunciBupati Sidrap, Syaharuddin Alrif, (Dok: Nursinta KabarMakassar).

KabarMakassar.com — Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, diproyeksikan menjadi salah satu pusat penggilingan beras terbesar di Indonesia Timur.

Bupati Sidrap, Syaharuddin Alrif, mengungkapkan bahwa total produksi beras di wilayahnya pada tahun 2025 bisa mencapai 700 ribu ton, jika menghitung seluruh gabah yang digiling di pabrik-pabrik lokal.

Klaim itu disampaikan Syahar menanggapi data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) melalui metode Kerangka Sampel Area (KSA) yang mencatat produksi panen beras Sidrap sepanjang Januari–November 2025 sebanyak 318.504 ton, atau menempati urutan keempat tertinggi di Sulawesi Selatan setelah Bone, Wajo, dan Pinrang.

“Kalau berdasarkan data BPS, memang yang dihitung hanya hasil panen petani Sidrap sendiri. Tapi di luar itu, banyak pengusaha Sidrap membeli gabah dari daerah lain untuk digiling di sini. Nah, kalau semua itu dihitung, hasilnya bisa mencapai sekitar 700 ribu ton beras,” ujar Syahar, Minggu (02/11).

Syahar menjelaskan, data BPS yang mencatat 318 ribu ton beras dihasilkan dari sekitar 600 ribu ton gabah lokal yang dipanen di atas 52 ribu hektare sawah.

Sementara Kabupaten Bone, yang memiliki luas sawah mencapai 130 ribu hektare, menempati peringkat pertama dengan produksi 524.910 ton. Disusul Wajo dengan 423.853 ton dan Pinrang dengan 329.865 ton.

“Wajar kalau Sidrap di urutan keempat, karena luas sawah kita jauh lebih kecil dibanding Bone atau Wajo. Tapi soal daya giling, kita justru lebih besar. Jadi banyak gabah dari luar Sidrap masuk dan diproses di sini,” jelas Syahar.

Menurut Syahar, Sidrap saat ini memiliki sekitar 280 pabrik penggilingan gabah dengan kapasitas yang tergolong modern dan efisien. Beberapa di antaranya mampu mengolah hingga 50 ton gabah per jam, sehingga berpotensi menghasilkan sekitar 280 ton beras per hari jika beroperasi penuh selama 10 jam.

“Kalau dihitung dari kemampuan pabrik-pabrik kita, potensi penggilingan gabah di Sidrap itu luar biasa. Inilah yang membuat volume beras yang keluar dari Sidrap jauh lebih besar dibanding data hasil panen saja,” katanya.

Bupati yang juga mantan Wakil Ketua DPRD Sulsel itu optimistis, produksi beras Sidrap akan meningkat pesat pada tahun mendatang, terutama setelah penerapan sistem tanam Indeks Pertanaman 300 (IP 300), yang memungkinkan petani menanam hingga tiga kali dalam setahun.

“Kalau IP 300 sudah berjalan pada 2026, saya yakin Sidrap bisa melampaui beberapa daerah lain di Sulsel. Karena selain lahan produktif, kita punya sistem penggilingan yang sangat kuat,” tegas Syahar.

Dengan kombinasi produktivitas lahan dan kapasitas penggilingan yang tinggi, Sidrap kini dipandang bukan hanya sebagai lumbung padi lokal, tetapi juga sebagai pusat pengolahan beras strategis bagi wilayah Sulawesi Selatan dan sekitarnya.

Pemerintah daerah pun terus berupaya memperkuat peran industri penggilingan dalam rantai pasok pangan nasional, sebagai bagian dari visi menjadikan Sidrap sebagai

“hub pertanian dan pangan modern Sulawesi Selatan.” pungkasnya.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news