Terobosan Sulsel Terkoneksi: Buka Akses, Satukan Daerah dan Dorong Pemerataan Layanan Publik

7 hours ago 2

KabarMakassar.com — Sulawesi Selatan (Sulsel) Terkoneksi menjadi program prioritas yang terus digalakkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel di era kepemimpinan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dan Wakil Gubernur Sulsel Fatmawati Rusdi. Adanya program ini mampu menghubungkan dan memperkuat konektivitas darat, laut serta udara.

Kemudahan aksesibilitas masyarakat di wilayah Sulsel menjadi tujuan utama dibentuknya program tersebut. Pihak Pemprov juga telah melaksanakan akselerasi Sulsel Terkoneksi di ketiga jalur, agar mampu mempermudah mobilitas masyarakat, terkhususnya di daerah terpencil.

Pada sektor udara, diberikan subsidi penerbangan, kemudian di sektor darat dilakukan inisiasi program Trans Andalan Hati Sulsel yang menghubungkan terminal-terminal di berbagai daerah, juga Teman Bus dan Bus Sekolah, lalu pada sektor maritim tengah dikembangkan layanan seaplane atau pesawat amfibi.

Pemprov Sulsel menghadirkan subsidi penerbangan untuk berbagai rute strategis, seperti, Bone-Makassar, Kendari-Bone, Makassar-Kalimantan, Sorowako-Makassar, Baubau-Selayar, dan Toraja-Manado. Tidak hanya itu, program subsidi transportasi darat turut diberikan agar dapat memperlancar pergerakan masyarakat di Provinsi Sulsel yang luas.

Seaplane yang tengah digodok juga akan bermanfaat untuk masyarakat kepulauan, serta membuka akses menuju destinasi wisata terpencil. Langkah tersebut selaras dengan kondisi geografis Sulsel yang mempunyai banyak pulau dan garis pantai yang luas. Layanan seaplane ini nantinya akan tercatat dalam sejarah karena menjadi yang pertama di Sulsel.

Anggaran perencanaan Detail Engineering Design atau DED, dari pihak Pemprov Sulsel telah disiapkan. Tercatat terdapat sekitar Rp1,8 miliar, biaya yang akan digelontorkan untuk DED seaplane tersebut.

Sebagai informasi, gagasan Sulsel Terkoneksi dicetuskan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman saat menerima kunjungan dari Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi pada Maret lalu. Dukungan Kementerian Perhubungan terhadap program tersebut kini membuahkan hasil dengan mulusnya tahapan menghadirkan seaplane di Sulsel untuk masyarakat.

Berselang dua bulan, tepatnya di bulan Mei, dilakukan percepatan program seaplane dengan menerima audiensi dari Direktur Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi, Capt. Daniel Dewantoro Rumani oleh Pemprov Sulsel untuk melihat lokasi paling tepat bagi pendaratan seaplane.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sulsel, Erwin Terwo, menuturkan kunjungan Direktur Akademi Penerbangan Indonesia Banyuwangi tersebut menjadi tindak lanjut pertemuan sebelumnya dengan Menteri Perhubungan.

Ia juga membeberkan kejelasan lokasi pendaratan strategis untuk seaplane yang akan segera diuji coba di Sulsel secara perdana.

“Center Point of Indonesia Makassar menjadi salah satu lokasi yang akan digunakan untuk pendaratan seaplane. Hasil kunjungan kemarin menunjukkan secara teknis bahwa CPI sangat layak,” ungkapnya pada Selasa (06/05).

Tidak hanya itu, sejumlah daerah lain selain Makassar turut masuk dalam daftar lokasi pendaratan, contohnya Parepare, Palopo, Bone, Selayar, Takabonerate, juga lainnya.

Direktur Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi, Capt. Daniel Dewantoro Rumani, mengungkapkan bahwa pihaknya berperan sebagai konsultan dalam survei kesiapan pengoperasian seaplane. Selain itu sebagai bagian dari persiapan sumber daya manusia, nantinya Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi akan terlibat dalam pengembangannya.

“Telah dilakukan koordinasi dan survei, karena ada beberapa stakeholder yang harus diajak berkoordinasi. Kami sudah mendapatkan kepastian bahwa lokasi tersebut cocok, dan kami akan segera memulai tahap pertama di CPI,” tukasnya.

Ia turut mengapresiasi langkah Pemprov Sulsel yang dinilai sebagai terobosan luar biasa. Mengingat negara Indonesia merupakan negara kepulauan, dan hadirnya seaplane tidak hanya menjawab kebutuhan masyarakat kepulauan, namun juga mampu untuk membuka potensi ekonomi daerah bahkan nasional.

“Disini menjadi benchmark, kami berharap, inisiatif dari Pak Gubernur dapat menjadi yang pertama dan proyek percontohan, yang nantinya akan diikuti oleh daerah lain,” imbuhnya.

Daniel pada kesempatan tersebut juga membahas hal penting terkait dengan waterbase. Sistem waterbase sendiri adalah infrastruktur yang menggabungkan konsep bandar udara serta pelabuhan laut untuk mendukung transportasi berbasis perairan.

Umumnya waterbase digunakan untuk seaplane yang mampu untuk lepas landas dan mendarat di air, sehingga memungkinkan konektivitas antar pulau tanpa memerlukan landasan pacu konvensional atau tradisional. Adanya sistem tersebut akan membuat penghematan pada lahan dan mampu untuk menekan biaya jika dibandingkan dengan bandara darat, yang juga berperan penting dalam wilayah dengan banyak perairan.

Untuk diketahui, seaplane adalah moda transportasi yang mampu lepas landas serta mendarat di atas air. Teknologi tersebut telah digunakan sejak awal abad ke-20 untuk berbagai kebutuhan, mulai dari patroli militer, wisata sampai dengan penyelamatan. Transportasi tersebut memainkan peran penting dalam transportasi udara terkhususnya di area yang memiliki banyak perairan seperti sungai, pantai juga danau.

Akses masyarakat dengan hadirnya seaplane diharapkan bisa lebih dipermudah terkhususnya di daerah terpencil atau wilayah kepulauan. Tidak hanya itu, moda transportasi ini juga diharapkan dapat mendukung peningkatan destinasi wisata serta mengantisipasi berbagai permasalahan sosial serta pelayanan dasar terutama kesehatan.

Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman menyatakan jika saat ini untuk seaplane di Sulsel telah terdapat armada, namun jenisnya masih berupa armada latih. Dimana jumlahnya lebih dari satu armada.

“Dua nanti insya Allah akan datang kesini, sudah dijanji sama Kementerian Perhubungan, dengan captainnya bahwa mungkin nanti kita cari twin otternya yang kapasitas 20 atau 17 penumpang. 22 sebenarnya tapi kalau laut itu ada space yang boleh diisi 70 sampai 80 persen,” tuturnya berdasakan keterangan yang diterima pada Jumat (09/05).

Lebih jauh ia menyampaikan jika anggaran subsidi penerbangan seaplane untuk tahun 2025 ini telah disiapkan sebesar Rp17 miliar. Ia juga menekankan walau telah dilakukan survei lokasi pendaratan di Sulsel namun studi terkait seaplane juga harus dijalankan.

“Jadi sekarang kan sistemnya harus ada rintis, kapal rintis itu tidak perlu dulu, tapi nanti kalau kapal yang sudah mulai dirintis selesai, harus peralihan yang sudah ada aerodrome. Aerodrome seaplane harus ada kayak terminal aerodrome,” ujarnya.

Andi Sudirman Sulaiman menegaskan jika Pemprov Sulsel harus berkomitmen dan menjamin keberlanjutan program yang dijalankan, terlebih terhadap layanan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat yang ada di Sulsel.

“Pelayanan dasar kepulauan memang agak mahal kalau kita mau biayai karena misalnya sekolah, pasti kita guru-guru yang mau dibawa juga, kesehatan juga pasti begitu, transportasi pasti begitu, offshore itu tidak ada yang tidak mahal,” paparnya.

“Cari uang dilaut itu juga mahal. Offshore migas pasti mahal. Offshore tidak murah, tetapi karena pelayanan dasar maka kita harus memberikan kontribusi APBD untuk menjamin itu. Makanya kita menggeser pelan-pelan ini kita bantu,” sambungnya.

Pembangunan, kata Andi Sudirman Sulaiman, diharapkan dapat saling terkoneksi dengan baik. Untuk infrastruktur fisik maupun non fisik. Ia mengambil contoh terkait pembangunan jalan yang terus terkoneksi dengan udara dan juga laut dengan membangun beberapa fasilitas. Begitu pula dengan darat serta pembenahan jalan.

“Sulsel terkoneksi itu penting baik infrastruktur fisik maupun non fisik. Apabila fisiknya infrastruktur jalan terutama jalan LHR tinggi, terus konektivitas udara harus digalakkan kembali, laut juga. Kita lagi membangun beberapa,” kata Andi Sudirman baru-baru ini.

Untuk infrastruktur digital non fisik terdapat beberapa rencana yang tengah dirancang oleh Andi Sudirman Sulaiman khususnya di bidang Pendidikan. Menurutnya hal tersebut juga merupakan permintaan dari Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto untuk terus memberi pengembangan di bidang tersebut.

“Infrastruktur digital harus dibangun termasuk digitalisasi pendidikan, karena bapak presiden meminta itu,” ucapnya.

“Dan kita sudah ada tinggal sebenarnya bagaimana kita ini melakukan study-study kita yang sudah ada termasuk smart school yang kita miliki tinggal di advance, pengerjaannya lebih bagus lagi,” pungkasnya.

Hadirnya program Sulsel Terkoneksi dari Pemprov Sulsel tidak hanya tentang memperpendek jarak secara geografis, namun juga menjembatani tentang kesenjangan sosial, ekonomi juga digital antarwilayah di Sulsel.

Diharapkan, Pemprov Sulsel terus berkomitmen untuk menciptakan Sulsel Terkoneksi yang mengarah pada pembangunan yang lebih inklusif dan merata untuk seluruh masyarakat yang ada di Sulsel.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news