Diduga Jadi Korban Pembunuhan, Kematian Seorang Janda di Jeneponto Masih Teka-Teki

1 week ago 17

KabarMakassar.com — Misteri kematian Basse Dg Intang (55) warga Dusun Sapiri, Desa Sapanang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) belum terungkap.

Janda yang tinggal seorang diri itu ditemukan tewas di dalam rumahnya dengan kondisi tangan terikat dan setengah bugil, Selasa (04/02) lalu.

Keluarga korban menduga jika Basse menjadi korban rudapaksa dan pembunuhan tetapi hingga kini, kepolisian belum menetapkan satu orang pun tersangka dalam kasus ini.

Salah satu kerabat korban, Rahman, mengkritik lambannya proses pengungkapan kasus tersebut oleh aparat kepolisian.

“Masyarakat resah karena pelaku belum ditangkap, lambannya kepolisian dalam mengungkap kasus ini membuat kami takut jika akan ada korban lain,” kata Rahman belum lama ini.

Jika kondisi ini terus berlanjut, Ia khawatir akan ada reaksi emosional dari pihak keluarga korban. Bahkan akan melebar.

“Takutnya kalau terlalu lama pihak keluarga bisa bertindak sendiri, karena ada orang yang dipanggil (sebagai saksi) tapi tidak hadir, bisa saja keluarga curiga dan menganggap dia pelaku. Ini bisa memicu aksi balas dendam dan terus berlanjut,” ucapnya.

Menurut Rahman, korban terakhir kali menampakkan diri dua hari sebelum ditemukan tewas. Bahkan menyebut, ada sosok yang sejak awal menghilang dari kampung tak lama setelah penemuan mayat korban.

Hal itu pun dibuktikan dengan beberapa warga yang melihat terduga pelaku berada di jalanan sepi pada Senin (03/02) dini hari atau tepat di hari kejadian itu berlangsung.

“Dia sempat terlihat tengah malam jam 2 di batas kota, lalu subuhnya datang ke rumah temannya minta kopi, itu yang bikin temannya juga heran,” ujarnya.

Keluarga berharap, uji DNA yang dilakukan oleh kepolisian dapat mengungkap kasus ini, bila hasil tes DNA dari Jakarta menunjukkan kecocokan dengan barang bukti atau pun saksi, maka kami berharap pelaku segera ditetapkan tersangka.

Di sisi lain, Kasat Reskrim Polres Jeneponto, AKP Syahrul Rajabia mengungkapkan bahwa dalam kasus ini, pihaknya belum menetapkan status tersangka.

“Jadi sampai saat ini belum ada yang kami tetapkan sebagai tersangka, pertama belum adanya saksi-saksi serta barang bukti untuk menetukan siapa pelaku” jelas Syahrul via telepon.

Ia beralasan bahwa, sebagian besar saksi tidak melihat langsung kejadian maupun tanda-tanda yang bisa mengarah kepada pelaku.

“Ya banyak yang diperiksa tapi tidak ada yang melihat, rata-rata saksi yang mengetahui Almarhumah ini meninggal pada saat kejadian, tidak ada sekali yang melihat atau petunjuk-petunjuk yang mengarahkan ada laki-laki naik ke rumah korban” sebutnya.

“Yang ada hanya saksi yang terakhir bersama waktu hari Minggu (melihat korban terakhir kali)” lanjut AKP Syahrul.

Meski begitu, penyidik sudah mengantongi nama seseorang yang akan diperiksa akan tetapi yang bersangkutan belum juga hadir meski telah dipanggil.

“Iya ada satu orang ini yang mau diambil keterangannya tapi sampai saat ini belum hadir” bebernya.

Upaya jemput paksa terhadap satu orang saksi yang mangkir akan menjadi pertimbangan. Tapi terkait hasil uji DNA yang ada pada korban, Syahrul enggan berbicara jauh.

“Kalau terkait dengan SOP (jemput paksa) memang ada yang seperti itu. Kami tidak bisa smpaikan (hasil DNA) karena itu bagian dari penyidikan” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, warga Dusun Sapiri, Desa Sapanang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, digegerkan dengan penemuan mayat seorang janda bernama Basse Daeng Ngintang (50) yang ditemukan tewas dalam kondisi membusuk dan membengkak di dalam kamarnya pada Selasa (04/02).

Penemuan itu pun pertama kali dilaporkan oleh tante korban, sekira pukul 12.30 wita saat hendak menengok korban dikediamannya. Sebab, korban tak pernah keluar dari rumahnya sejak 3 hari lalu.

Merasa khawatir, tante korban kemudian mencari keberadaan Basse dikediamannya dengan cara mengintip melalui jendela rumah korban. Sontak saja setelah melihat kondisi yang dialami oleh korban, ia langsung berteriak histeris. Tak lama kemudian, warga berbondong-bondong menuju kelokasi kejadian.

Berdasarkan informasi salah seorang tetangga korban, Dg. Nompo, awal mula peristiwa ini diketahui saat ada teriakan dari tante korban dari atas rumah. Namun Dg Nompo mengira ada kebakaran, tapi setelah dicek dilokasi, ternyata, Basse ditemukan sudah tak bernyawa.

“Mula-mula saat saya datang sudah adami tiga orang diatas berteriak, tapi saya kira kebakaran tapi pas kesini, ternyata ada orang meninggal,” ucap Dg Nompo saat dikonfirmasi dilokasi kejadian.

Setelah itu, ia kemudian diminta untuk membuka pintu belakang rumah korban. Tapi saat di cek, Dg Nompo secara sekilas melihat kondisi korban sudah tak mengenakan celana.

“Waktuku masuk, pertama saya melihat korban dalam kondisi begini saja (tanpa busana) dan kedua tangannya terikat,” bebernya.

Tak lama berselang, Tim Nafis SatReskrim Polres Jeneponto bersama Kapolsek Binamu melakukan proses identifikasi dan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Untuk mengetahui penyebab tewasnya korban, Jasad Basse kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lanto Dg. Pasewang untuk dilakukan otopsi.

Namun warga sekitar menduga, korban dihabisi nyawanya usai dirudapaksa, lantaran kedua tangan korban terikat dan rok yang digunakan korban sudah terbuka.

Sementara itu, Kasubsi Humas Polres Jeneponto, Iptu Uji Muhgni yang dikonfirmasi secara terpisah juga membenarkan kejadian ini.

“Benar, ada penemuan mayat, tapi kami belum bisa memastikan apa penyebabnya karena masih proses penyelidikan lebih lanjut,” tandasnya.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news