Beranda News Koordinator Marka Jaya Sebut Pemerintah Kurang Responsif Tangani Banjir dan Kemacetan Makassar-Maros
![Koordinator Marka Jaya Sebut Pemerintah Kurang Responsif Tangani Banjir dan Kemacetan Makassar-Maros](https://www.kabarmakassar.com/wp-content/uploads/2025/02/WhatsApp-Image-2025-02-12-at-15.39.16.jpeg)
KabarMakassar.com — Salah satu warga Andi Muslim Fattah terjebak macet selama berjam-jam akibat banjir di Makassar sejak Selasa (11/12) malam.
Perjalanan Andi Muslimim Fattah harus terhenti, karena di depan Bandara Sultan Hasanuddin ia menghadapi kemacetan yang semakin parah hingga hari ini.
“Bukan lagi terjebak macet tapi terblokir,” ucapnya, Rabu (12/02).
Menurutnya, ia harus merasakan lapar dan kepanasan karena kendaraan harus menghemat bahan bakar.
“Yang bikin kwatir kalau habis bensin dan kelaparanki juga,” bebernya.
Seharusnya pemerintah ambil Langkah taktis, minimal siapkan makanan bagi masyarakat yang terjebak dan memastikan tidak ada warga dalam keadaan darurat.
“Setidaknya pertolongan segera karena ada anak bayi dan lansi yang terjebak di kemacetan,” ungkapnya.
Sementara, Masyarakat Peduli Keselamatan di Jalan Raya, Munzil, menilai pemerintah kurang sigap dalam menghadapi kemacetan parah akibat banjir yang melanda Poros Makassar-Maros beberapa hari terakhir.
“Kita belum melihat langkah taktis pemerintah menyikapi kejadian luar biasa ini,” ujarnya, Rabu (12/02).
Munzil menyebut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah merilis peringatan dini terkait potensi hujan lebat beberapa hari sebelumnya. Namun, menurutnya, tidak ada langkah antisipatif konkret yang dilakukan pihak terkait.
“Semuanya harusnya sudah terkoordinasi sejak awal dan disampaikan ke seluruh unit terkait,” tegasnya.
Ia menyoroti kemacetan parah di Poros Makassar-Maros yang membuat banyak warga terjebak dalam kendaraan selama belasan jam. Situasi ini menjadi lebih sulit bagi mereka yang tidak membawa bekal, memiliki kondisi kesehatan tertentu, atau membawa balita serta lansia.
“Belum lagi ada kedaruratan mobil ambulans yang membawa pasien yang harus segera ditangani,” tambah Munzil.
Menurutnya, pemerintah seharusnya mengambil langkah-langkah luar biasa untuk menangani situasi ini.
“Pemerintah punya kewenangan dan kemampuan untuk memastikan tidak ada warga yang kelaparan atau mengalami kedaruratan tanpa bantuan,” ungkapnya.
Ia juga menyarankan agar seluruh fasilitas kesehatan di sepanjang jalur rawan macet ditingkatkan kapasitasnya guna menghadapi kemungkinan lonjakan kebutuhan darurat.
“Pemerintah bisa mensuplai makanan untuk warga yang terjebak, terutama mereka yang menjadi prioritas,” pungkasnya.