
KabarMakassar.com — Kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan Sulawesi Selatan menunjukkan kontribusi besar dari sektor perseorangan.
Per Maret 2025, DPK yang berhasil dihimpun dari individu mencapai Rp97,013 triliun atau menyumbang 71,98 persen dari total simpanan di bank umum.
Hal ini diungkapkan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Moch. Muchlasin, dalam forum diskusi Sulsel Talk yang digelar oleh Bank Indonesia Sulawesi Selatan baru-baeu ini.
Ia menjelaskan bahwa dominasi simpanan perseorangan tidak hanya terlihat dari jumlah nominal, tetapi juga dari pertumbuhan yang stabil setiap tahunnya.
“Kontribusi DPK dari perseorangan meningkat sebesar 4,73 persen secara tahunan (year on year) dan tumbuh 2,80 persen secara bulanan (month to month),” ujar Muchlasin, Selasa (27/05).
Sumber DPK dari perseorangan mencakup seluruh jenis simpanan seperti giro, deposito, dan tabungan. Total DPK yang dibukukan oleh perbankan di Sulawesi Selatan sendiri mencapai Rp137,34 triliun, naik dari Rp128,90 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Sebagian besar dari angka tersebut, yakni Rp135,78 triliun, berasal dari bank umum, sementara sisanya sebesar Rp2,48 triliun dikumpulkan oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Selain perseorangan, sumber DPK lainnya juga datang dari sektor swasta. Kontribusi dari swasta non lembaga keuangan (non-LK) tercatat sebesar Rp29,111 triliun atau sekitar 21,60 persen dari total DPK di bank umum. Angka ini mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 30,42 persen secara tahunan.
Sementara itu, dana yang berasal dari swasta lembaga keuangan non bank (LKNB) seperti perusahaan pembiayaan, asuransi, pergadaian, dan modal ventura mencapai Rp1,887 triliun atau 1,40 persen dari total DPK. Pertumbuhannya pun cukup mencolok, mencapai 86,31 persen secara tahunan.
Namun demikian, tidak semua sektor menunjukkan kinerja positif. Sumber DPK dari pemerintah daerah mengalami penurunan signifikan.
Dari Rp1,835 triliun pada Maret 2024, turun menjadi Rp1,630 triliun pada Maret 2025, atau menyusut sekitar -11,18 persen.
Kontribusi DPK pemerintah daerah terhadap total DPK di bank umum kini hanya 1,21 persen.
“Selain pemerintah daerah, sumber dana dari pemerintah pusat, BUMN, dan BUMD juga menunjukkan pertumbuhan negatif hingga Maret 2025,” tambah Muchlasin.
Jika ditinjau berdasarkan jenis simpanan, tabungan masih menjadi penyumbang terbesar dengan pangsa 59,72 persen atau senilai Rp82,02 triliun.
Disusul oleh deposito sebesar Rp34,27 triliun (24,95 persen), dan giro sebesar Rp21,06 triliun (15,33 persen).
Pertumbuhan positif juga terlihat pada tabungan dan giro. Tabungan tumbuh 9,07 persen secara tahunan, naik dari 7,82 persen pada tahun sebelumnya.
Giro pun menunjukkan pemulihan dengan pertumbuhan 2,45 persen, berbanding terbalik dengan kinerja tahun lalu yang mengalami kontraksi -5,25 persen.
Secara keseluruhan, perkembangan DPK di Sulawesi Selatan menggambarkan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan, khususnya dari kalangan individu dan pelaku swasta, meski sektor pemerintah menunjukkan tren penurunan.