Akademisi Sebut Rakor Pangan Sulsel Jadi Momentum Peningkatan Infrastruktur Pertanian

3 hours ago 2

banner 468x60

KabarMakassar.com — Menteri Koordinator Bidang Pangan Repbulik Indonesia, Zulkifli Hasan memimpin Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Pangan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Agenda pada Jumat (17/01) lalu tersebut dinilai sebagai sebuah momentum untuk meningkatkan infrastruktur pertanian di Provinsi Sulsel.

Pemprov Sulsel

Bertemunya para pengambil kebijakan dalam sebuah rapat koordinasi, seperti Menko Pangan, Menteri Pertanian, sejumlah Wakil Menteri, serta Kepala Bulog dan seluruh kepala daerah, menandakan bahwa Sulsel siap menjadi provinsi penopang swasembada pangan di Indonesia.

Hal itu disampaikan langsung oleh Guru Besar Fakultas Ekonomi Unhas, Prof Marsuki DEA. Ia mengatakan, hasil yang diharapkan ke depan, adalah peningkatan dan optimalisasi peran sektor pertanian Sulsel dalam swasembada pangan.

“Ini akan menjadi penopang kerja pemerintah pusat sekaligus memberi dampak positif bagi kegiatan pembangunan Sulsel dalam skala nasional dan daerah. Saya salut dengan kinerja Pj Gubernur Prof Fadjry Djufry yang memfasilitasi pertemuan ini. Tentunya infrastruktur pertanian akan meningjat seperti irigasi dan lain-lain,” ujar Prof Marsuki pada Sabtu (18/01).

Prof Marsuki mengatakan, rapat koordinasi tersebut sangat penting dan strategis karena melibatkan para pihak terkait. Terutama dinas-dinas, pelaku ekonomi, sektor perbankan, juga para akademisi dari Perguruan Tinggi.

Sebab ada beberapa tema yang dibahas untuk dikoordinasikan, mulai dari pembahasan infrastruktur pengairan, ketersediaan pupuk, jaringan distribusi pangan, budi daya sektor perikanan dan hortikultura, termasuk pemberdayaan penyuluh pertanian.

“Diharapkan bisa melibatkan perguruan tinggi dalam memanfaatkan penelitian di lembaga riset yang siap diterapkan di lapangan. Termasuk melibatkan peran lembaga perbankan di daerah, baik BPD dan BUMN dalam mensupport kesulitan seperti pembiayaan dalam implementasi program kerja yang siap dilaksanakan,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan, memimpin Rapat Koordinasi Bidang Pangan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) Tahun 2025, di Aula Tudang Sipulung Rujab Gubernur Sulsel.

Pertemuan yang dilakukan oleh seluruh pihak terkait mulai dari Menteri hingga kepala daerah tersebut menjadi sinkronisasi, koordinasi dan pengendalian program swasembada pangan nasional di Sulsel.

Sejumlah permasalahan dan program dibahas dalam rapat tersebut. Mulai dari peningkatan jaringan irigasi, distribusi pupuk bersubsidi, penyediaan bibit unggul, ketersediaan pangan, harga pangan, tata kelola perikanan tangkap dan budidaya, makan bergizi gratis, serta isu terkait pangan lainnya.

“Tadi kita sudah rapat koordinasi untuk menyelesaikan yang sudah menjadi keputusan kita, keputusan Bapak Presiden kita harus swasembada pangan secepat-cepatnya,” ujar Zulkifli Hasan pada Jumat (17/01).

Zulhas, sapaan akrab Menteri Koordinator Bidang Pangan tersebut mengungkapkan beberapa langkah dapat dilakukan yakni optimalisasi sawah-sawah yang ada, optimalisasi perbaikan irigasi, dan lainnya.

Ia menilai, sektor pertanian menjadi konsen Presiden Repbulik Indonesia, Prabowo Subianto. Terlebih swasembada pangan ditargetkan di tahun 2027.

Melalui rapat koordinasi ini, diharapkan akan membangun sinergitas dalam mendukung tercapainya swasembada pangan di Indonesia.

“Saya bahagia, senang melihat bupati-bupati di sini, sangat paham keadaan daerahnya. Sulawesi Selatan termasuk daerah andalan kita untuk pangan ini, baik karbohidrat seperti beras, protein seperti ikan. Saya meyakini Sulawesi Selatan akan menjadi andalan Indonesia untuk menjadi swasembada pangan yang kuat dan tepat,” tukasnya.

Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Prof Fadjry Djufry mengungkapkan bagaimana kondisi sektor pertanian dan infrastruktur pendukung lainnya yang ada di Sulsel.

“Kita sangat mendukung, apalagi Sulsel sebagai salah satu sentra pangan Nasional. Tahun 2024, Sulsel peringkat ketiga terbaik Nasional dalam Indeks Ketahanan Pangan dengan nilai 83,82 persen,” ucapnya.

Sepanjang tahun 2024 lalu, ekonomi Sulsel stabil dan tumbuh diangka 5,08 persen. Inflasi di Sulsel 1,23 persen. Angka kemiskinan juga mengalami penurunan dan berada pada angka 7,77 persen.

Ia menyatakan, selain komoditi padi, Sulsel juga sebagai salah satu penghasil kakao dan komoditi hortikultura lainnya.

“Sebagai salah satu lumbung pangan di Indonesia, Sulawesi Selatan berkomitmen penuh untuk berkontribusi dalam mendukung dan menyukseskan program pemerintah pusat, khususnya dalam percepatan swasembada pangan,” tutup Prof Fadjry.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news