Beranda News Danny Pomanto Paparkan Strategi Ketahanan Pangan Makassar ke Menko Zulkifli Hasan
KabarMakassar.com — Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto, memaparkan strategi ketahanan pangan Kota Makassar dalam Rapat Koordinasi bersama Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, di Aula Tudang Sipulung, Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan, Jumat (17/01) kemarin.
Dalam pertemuan yang membahas isu pangan nasional tersebut, Danny menjelaskan keberhasilan program ketahanan pangan Makassar yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat melalui inisiatif Food Security.
Menurutnya, meskipun Kota Makassar memiliki keterbatasan lahan pertanian, pemerintah tetap mengambil langkah inovatif untuk memastikan ketahanan pangan tetap terjaga.
Salah satu upaya utama adalah memanfaatkan lorong-lorong sebagai pusat aktivitas bercocok tanam.
“Di Makassar, meskipun pengaruh Global Food Hub lebih terasa dari kabupaten, kami tetap mampu mengendalikan inflasi lewat program Food Security. Kami menanam berbagai komoditi, termasuk cabai, langsung di lorong-lorong,” ujar Danny.
Program ini dimulai dari konsep Lorong Garden, yang kemudian berkembang menjadi Lorong Wisata.
Dengan pendekatan ini, masyarakat tidak hanya diajak menanam, tetapi juga memanfaatkan hasil panen untuk mendukung perekonomian lokal.
Selain melibatkan masyarakat, Pemkot Makassar juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Amerika Serikat, dalam program Low Carbon Farming, yang memperkenalkan teknologi pertanian vertikal.
Inisiatif ini, menurut Danny, telah berjalan hampir satu dekade dan berkontribusi signifikan dalam mengendalikan inflasi, khususnya harga cabai.
“Kami sudah melakukan vertical farming selama hampir 10 tahun. Hasilnya sangat terasa, seperti pengendalian harga cabai. Kalau Menko melihat, cabai di Makassar tetap stabil karena kami menanamnya di lorong-lorong,” jelas Danny.
Saat ini, Kota Makassar memiliki lebih dari 2.000 Lorong Wisata yang menjadi bagian dari ekosistem ketahanan pangan kota.
Program ini dibiayai sepenuhnya dari APBD, namun Danny optimis bahwa inisiatif ini dapat menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia dalam mendukung ketahanan pangan global.
“Meski pendanaannya 100 persen dari APBD, kami yakin program ini bisa menjadi contoh untuk Global Food Hub di Indonesia,” tutup Danny.