KabarMakassar.com – Kinerja sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) di Sulawesi Selatan menunjukkan tren positif pada awal tahun 2025.
Hal ini tercermin dari pertumbuhan di berbagai subsektor seperti fintech peer-to-peer lending (P2PL), pegadaian, pembiayaan, dana pensiun, dan penjaminan.
Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Moch. menyampaikan bahwa kinerja sektor IKNB terus menunjukkan perbaikan dari waktu ke waktu.
“Kami mencatat adanya pertumbuhan signifikan pada beberapa sektor, terutama fintech P2P lending dan pegadaian yang menunjukkan tren peningkatan cukup tinggi secara tahunan.” katanya, Jumat (16/05).
Berdasarkan data yang dihimpun, per Februari 2025 IKNB Sulsel menunjukkan perkembangan sebagai berikut
Pertama Dana Pensiun, sektor dana pensiun mengalami pertumbuhan aset sebesar 3,59% secara year-on-year (yoy). Total aset pada Februari 2025 mencapai Rp1,60 triliun, naik dari Rp1,55 triliun pada Februari 2024. Namun, dibandingkan Desember 2024 yang tercatat Rp1,61 triliun, terjadi sedikit penurunan.
“Meski ada penurunan bulanan, namun secara tahunan dana pensiun tetap mengalami pertumbuhan positif,” ujar Muchlasin.
Sementara dari Pegadaian, Pegadaian mencatatkan kenaikan pinjaman tertinggi, dengan pertumbuhan sebesar 27,22% yoy.
Jumlah pinjaman yang disalurkan pada Februari 2025 mencapai Rp7,57 triliun, jauh lebih tinggi dibandingkan Februari 2024 yang sebesar Rp4,59 triliun dan Desember 2024 sebesar Rp5,95 triliun.
“Kami melihat peran pegadaian yang semakin besar dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan masyarakat, terutama sektor mikro,” jelasnya
Ketiga Penjaminan, Total penjaminan di Sulawesi Selatan juga meningkat sebesar 20,67% yoy.
“Pada Februari 2025, nilai penjaminan mencapai Rp807 miliar, naik dari Rp669 miliar di Februari 2024 dan Rp737 miliar pada Desember 2024,” bebernya
Sementata, dari sektor pembiayaan, pergerakan terlihat tumbuh stabil dengan pertumbuhan sebesar 5,41% yoy.
Total pembiayaan pada Februari 2025 tercatat Rp19,06 triliun, naik dari Rp18,05 triliun pada Februari 2024 dan sedikit lebih tinggi dari Desember 2024 yang sebesar Rp18,98 triliun.
Berbeda dengan sektor lainnya, modal ventura mengalami penurunan pembiayaan sebesar 7,21% yoy. Pada Februari 2025, total pembiayaan yang tersalurkan sebesar Rp365 miliar, turun dari Rp394 miliar di Februari 2024, meskipun masih lebih tinggi dari Desember 2024 sebesar Rp333 miliar.
“Tantangan dalam pendanaan usaha baru atau startup menjadi faktor utama dalam penurunan sektor ini,” ujarnya.
Sektor fintech P2P lending mencatatkan pertumbuhan tertinggi dengan peningkatan outstanding pembiayaan sebesar 47,99% yoy.
“Pada Februari 2025, outstanding pembiayaan mencapai Rp1,90 triliun, naik dari Rp1,28 triliun pada Februari 2024 dan Rp1,78 triliun pada Desember 2024,” tambahnya.
Di sektor asuransi, terjadi penurunan total premi sebesar 3,74% yoy. Total premi pada Desember 2024 tercatat sebesar Rp3,53 triliun, lebih rendah dibandingkan Desember 2023 yang mencapai Rp3,67 triliun. Namun, total klaim mengalami kenaikan sebesar 4,55% yoy, dari Rp2,57 triliun menjadi Rp2,69 triliun.
Secara keseluruhan, perkembangan sektor IKNB di Sulawesi Selatan menunjukkan arah yang positif, dengan mayoritas sektor mengalami peningkatan. Namun, menurut Muchlasin, tantangan tetap ada, terutama pada sektor modal ventura dan premi asuransi.
“Ini menjadi catatan penting bagi kami di OJK untuk terus mendorong literasi keuangan dan inovasi di sektor jasa keuangan non-bank agar pertumbuhan yang ada bisa semakin merata dan berkelanjutan,” pungkasnya.