Beranda News Keindahan dan Mitos Bulu Polo'e, Pulau Tak Berpenghuni di Luwu Timur
KabarMakassar.com — Bulu Polo’e, sebuah pulau tak berpenghuni yang terletak di Teluk Bone dan secara administrasi masuk ke dalam wilayah Desa Harapan, Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan (Sulsel).
Meski tak dihuni, pulau ini tak asing bagi masyarakat Kabupaten Luwu Timur. Sebab, Bulu Polo’e sering kali dikunjungi untuk rekreasi saat musim libur ataupun menjadi spot menyelam bagi para diving.
Bulu Polo’e memiliki pemandangan yang begitu indah, birunya laut dan pasir putih yang membentang selalu memanjakan mata para pengunjung.
Meski dikelilingi oleh laut, di pulau ini dapat ditemukan sejumlah sumber mata air tawar.
Untuk menuju ke pulau ini dibutuhkan waktu kurang lebih satu setengah jam apabila berangkat dengan kapal kayu dari Pelabuhan Wotu.
Sementara apabila berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Malili akan menghabiskan waktu sekitar dua jam.
Namun, waktu menuju ke pulau ini juga bisa lebih cepat yakni sekitar satu jam apabila berangkat dari Dermaga Pasi-pasi yang berada di Kecamatan Malili.
Dilansir dari situs resmi Pemkab Luwu Timur, nama Bulu Polo’e memiliki arti dalam bahasa Indonesia yakni ‘Gunung Terbelah’
Nama Bulu Polo’e dilekatkan dengan sejumlah mitos yang dipercaya sebagian masyarakat di Kabupaten Luwu Timur.
Konon, nama Bulu Polo’e berasal dari sejarah perjalanan Sawerigading.
Sawerigading yang dikenal sebagai pangeran atau putra dari Raja Luwu, Batara Lattu dulunya memiliki kapal yang terdampar di Teluk Bone dan menabrak pulau tersebut sehingga patah menjadi dua bagian.
Selain itu, ada juga mitos lainnya yang berkembang di masyarakat bahwa konon Bulu Polo’e terbelah menjadi dua karena pulau itu berasal dari patahan gunung yang tertimpa pohon Welenreng.
Sisa patahan pohon Welenreng akhirnya digunakan untuk membangun kapal-kapal yang digunakan oleh Sawerigading saat akan berkunjung ke Negeri Cina menemui sang kekasihnya I Wecudai