Beranda News Museum Kota Makassar Hidupkan Sejarah dengan Teknologi Virtual Tour
KabarMakassar.com — Museum Kota Makassar kini tampil lebih segar dan modern setelah menjalani revitalisasi besar-besaran. Berlokasi di Jalan Balai Kota No. 11A, Kelurahan Baru, Kecamatan Ujung Pandang, museum ini menghadirkan berbagai inovasi yang dirancang untuk menarik perhatian generasi muda sekaligus tetap menjaga nilai sejarahnya.
Revitalisasi ini mencakup pembaruan fasilitas, penerapan teknologi interaktif, serta promosi aktif melalui media sosial.
Salah satu inovasi unggulan adalah penerapan sistem barcode pada koleksi lukisan, yang memungkinkan pengunjung mengakses informasi tambahan hanya dengan memindai menggunakan perangkat seluler.
Staf Museum Kota Makassar, Alip Mendes menjelaskan bahwa pembaruan tersebut bertujuan untuk menjawab tantangan zaman dan meningkatkan pengalaman pengunjung.
“Semua lukisan di museum ini sudah dilengkapi dengan sistem barcode. Jadi, pengunjung bisa mengakses informasi lebih detail kapan saja melalui ponsel mereka,” kata Alip.
Selain teknologi barcode, museum ini juga memiliki bioskop mini bergaya 1940-an di lantai atas, yang menampilkan film-film dokumenter sejarah.
Fasilitas lain yang tidak kalah menarik adalah virtual tour, di mana pengunjung dapat menikmati rekonstruksi digital artefak dan peristiwa bersejarah.
Alip optimis dengan masa depan museum ini berkat dukungan dari pemerintah daerah.
“Museum ini dinaungi oleh Dinas Kebudayaan Kota Makassar, sehingga kami terus mendapatkan dukungan untuk tetap relevan,” ungkapnya.
Sementara itu, Ilyas, seorang guru sejarah di SMA Negeri 2 Makassar, menilai revitalisasi ini sebagai langkah maju untuk menghadirkan sejarah secara lebih kontekstual dan menarik.
“Revitalisasi ini tidak hanya memperbarui tampilan fisik museum, tetapi juga memberikan pendekatan baru yang relevan bagi generasi muda,” ujar Ilyas.
Ia menekankan perlunya program edukasi berkelanjutan agar museum dapat terus menjadi pusat pembelajaran budaya lokal.
Langkah revitalisasi ini disambut positif oleh masyarakat, termasuk Sajid (21), seorang pengunjung yang mengaku terkesan dengan perubahan tersebut.
“Dulu museum ini membosankan, tapi sekarang jauh lebih menarik dengan teknologi barcode dan bioskop mini di lantai atas,” katanya.
Meski begitu, museum ini masih menghadapi tantangan, seperti menjaga minat masyarakat di tengah dominasi hiburan modern dan keterbatasan anggaran untuk pengembangan.
Dengan wajah barunya, Museum Kota Makassar tidak hanya menjadi ruang pameran, tetapi juga wadah edukasi dan inspirasi bagi masyarakat. Museum ini siap menjadi saksi perjalanan Kota Makassar dari masa ke masa, menghadapi tantangan era modern tanpa melupakan akar sejarahnya. (Andi Muhammad Febrian)