KabarMakassar.com — Kasus kematian oknum polisi yang meninggal saat dibawah oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengungkap fakta baru. Diduga oknum polisi bernama Aipda Arham merupakan bandar narkoba di Kabupaten Sinjai.
Kabid Penindakan dan Pemberantasan BNNP Sulawesi Selatan, Kombes Pol Ardiansyah mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan informasi itu berawal dari pengungkapan dua orang sebelumnya yang diamankan berinisial AS dan AR, kemudian mereka mengaku mendapatkan barang haram itu dari oknum polisi tersebut.
“Jadi kami mendapatkan informasi adanya transaksi jual beli narkoba. Setelah itu kami lakukan penangkapan. Dari tersangka pertama, inisial AS dan AR, jadi 2 orang itu kami dapati ada satu paket narkoba jenis sabu yang setelah itu kami coba interogasi dan yang bersangkutan mengakui bahwa barang tersebut diperoleh dari oknum anggota polres sinjai,” kata Ardiansyah kepada wartawan, Rabu (05/02).
Kemudian, saat dilakukan pengembangan pihak kepolisian melakukan penggeledahan di dalam rumah Aipda Arham dan menemukan beberapa barang bukti seperti, tiga buah timbangan, plastik saset kecil yang diduga akan menyimpang barang haram tersebut untuk di perihal belikan.
“Didalam rumahnya (Aipda Arham) kami juga menemukan alat isap juga bong ada. Jadi saya simpulkan, selain menggunakan yang bersangkutan juga mengedarkan,” ungkapnya.
Selain itu, Aipda Arham juga pernah mendapat hukuman secara internal dari Polres Sinjai lantaran terlibat dalam penyalahgunaan narkotika.
“Tersangka pernah terlibat kasus narkoba. kasus yang sama. Saat itu tersangka masih berdinas di polres sinjai. Saat ditangkap oleh BNN, status tersangka sudah bebas dari hukuman internal polres sinjai,” bebernya.
Namun, saat ini pihaknya belum mengetahui sudah berapa lama Bripka Arham ini terlibat dalam penyalahgunaan dan peredaran narkotika sebelum ditangkap oleh BNNP Sulawesi Selatan.
“Kami belum bisa pastikan ya berapa lama. Mungkin nanti kami akan melakukan pendalaman beberapa saksi yang nanti akan kami periksa,” jelasnya.
Bahkan saat ditangkap, BNNP Sulawesi Selatan melakukan pemeriksaan terhadap oknum polisi itu dan hasilnya positif mengandung metapetamin. Begitu pula hasil pemeriksaan dari Rumah Sakit Bhayangkara.
“Sempat dites urin dan positif dan hasil dari pemeriksaan rumah sakit Bhayangkara juga kami disampaikan adalah positif metapetamin,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, Badan Nasional Narkotika Provinsi (BNNP) Sulawesi Selatan (Sulsel) angkat bicara terkait meninggalnya anggota Polres Sinjai, Aipda Arham saat dalam perjalanan ke Kota Makassar, usai dijemput oleh personil BNNP.
“Kalau meninggalnya itu dalam perjalanan, dari informasi di Bulukumba itu belum meninggal Karena alat dari dokter itu masih bunyi,” kata Kabid Pemberantasan BNNP Sulsel, Kombes Pol Ardiasnyah, Selasa (04/02).
Ardiansyah menerangkan bahwa saat itu Aipda Arham diamankan Polres Sinjai, pada Sabtu (01/02) kemarin, dan dalam kondisi sehat. Aipda Arham diamankan karena diduga ada keterlibatan dalam kasus narkoba, sehingga ia dijemput oleh pihak BNNP Sulsel.
Namun, ketika dalam perjalanan ke Makassar oknum polisi tersebut nekat meminum cairan pembersih kaca yang berada di belakang jok belakang mobil anggota BNNP Sulsel.
“Masih (hidup), saya suruh langsung angkut evakuasi segera, karena setelah minum cairan pencuci kaca itu. Iya dia minum di belakang. Jadi itu kan mobilnya anggota, cairan itu sudah lama katanya di situ disimpan, mungkin anggota lupa kasih turun itu cairan,” ungkapnya.
Setelah meminum cairan pembersih kaca itu, kata Ardiansyah oknum polisi tersebut langsung mengalami muntah-muntah, sehingga dibawa ke rumah sakit di Bulukumba.
“Tidak tahu juga kan akan terjadi seperti ini, di dalam perjalanan dia teguk (cairan pembersih kaca), kemudian muntah muntah di mobil, anggota langsung lihat kenapa ini dikiranya mabuk, ternyata dia ngomong habis minum ini, diminumkan air putih sama anggota setelah itu dilarikan ke rumah sakit, Di rumah sakit ya sudah itu tidak tertolong lagi,” jelasnya.
Jenazah Aipda Arham kemudian dibawa ke RS Bhayangkara untuk menjalani proses pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui pasti penyebab kematian korban.
“Sudah tadi selesai autopsi. Kita masih menunggu hasil pemeriksaannya lebih dulu,” pungkasnya.