Beranda News Ribuan Warga Jeneponto Padati Tradisi Je'ne-je'ne Sappara di Pantai Tobereka
KabarMakassar.com — Ribuan warga memadati tradisi Je’ne-je’ne Sappara yang digelar di pesisir pantai Tobereka di Dusun Karampang Pa’ja, Desa Borongtala, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulsel.
Tradisi tahunan untuk memperingati Hari lahirnya Ma’gaukang Daeng Riolo ini juga diramaikan oleh berbagai wisatawan lokal maupun wisatawan luar daerah yang berdatangan ke lokasi.
Acara kian meriah saat para pengunjung antusias menyaksikan berbagai pagelaran kolosal budaya lokal yang ditampilkan para seniman tari, seni a’manca (beladiri), seni ganrang bulo atau yang biasa disebut padekko.
Tradisi ini juga dihadiri oleh Pj. Bupati Jeneponto yang diwakili oleh Plt Camat Tamalatea, Syamsul Ardi Djahini didampingi Kepala Desa Borobgtala Efendi Amba, Kapolsek Tamalatea, AKP H. Suardi, Kasat Binmas Polres Jeneponto, AKP M. Natsir.
Dalam sambutannya, Plt Camat Tamalatea, Syamsul Ardi Djahini mengatakan bahwa tradisi ini merupakan salah satu momen penting dalam sejarah yang harus diabadikan atau dilestarikan untuk anak cucu kita.
Ia beralasan jika kegiatan ini mampu membawa dampak positif bagi warga, untuk mendorong sisi budaya, wisata maupun pendidikan. Khususnya, mendorong pendapatan di sektor ekonomi warga.
Oleh sebab itu, pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan tahunan yang digelar oleh Pemerintah Desa Borongtala dibawah pimpinan, Efendi Amba.
“Saya selaku Plt. Camat Tamalate, mengapresiasi Pemerintah Desa bersama dengan Panitia yang terlibat langsung dalam kegiatan budaya Je’ne -je’ne Sappara untuk memperingati Ma’gaukang Daeng Riolo agar tradisi ini tetap dijaga terus dan dibudayakan atau pun dilestarikan,” ujarnya, Rabu (05/02).
Disamping itu, Ia berpesan agar kegiatan ini lebih ditingkatkan lagi dengan cara membuat agenda kalender budaya untuk menarik wisatawan lokal maupun luar kota terutama menarik minat para wisatawan asing.
Hal ini dilakukan agar tradisi Je’ne-jene Sappara mampu bersaing dengan pesta-pesta adat yang berada di Indonesia, seperti tradisi yang berada di Bali, Jokjakarta maupun di daerah Jawa.
Namun untuk bersaing dilevel tersebut, pihaknya mendorong semua pihak terutama pemerintah daerah untuk mempromosikan budaya lokal ini di kancah nasional.
“Kami meyakini tradisi ini dapat bersaing dengan tradisi-tradisi yang berada di daerah luar, karena besarnya animo masyarakat yang hadir pada hari ini, kita lihat, kurang lebih dari 3 ribu orang yang meramaikan festival budaya ini,” pungkasnya.
Di waktu yang sama, Kepala Desa Borongtala, Efendi Amba menjelaskan bahwa Festival Jene -Jene Sappara Ini merupakan agenda tahunan yang sudah dilakukan secara turun temurun dan sudah menjadi warisan budaya dari generasi ke generasi.
Diceritakannya, Manggaukan Dg Riolo merupakan seorang tokoh yang terlahir dari Karampang Pa’ja dan menjadi raja di Binamu.
Oleh karenanya, festival budaya ini diadakan dan dijadikan sebagai warisan Budaya lokal yang senantiasa di lestarikan dari zaman ke zaman untuk mengenang dan menghargai eksistensinya.
“Jadi kegiatan festival Manggaukang daeng Riolo sebagai penghormatan warga Desa Borongtala. Khusunya, sebagai tradisi yang dipertahankan dan dilestarikan,” paparnya.