
KabarMakassar.com – Rencana kelanjutan pembangunan tahap kedua Gedung Makassar Government Center (MGC) menghadapi potensi penundaan akibat belum tuntasnya proses tender manajemen konstruksi (MK).
Proyek yang sebelumnya dirancang selesai dalam satu tahun anggaran ini diperkirakan sulit dikejar karena keterbatasan waktu pelaksanaan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Makassar, Andi Zulkifli Nanda, menjelaskan bahwa Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) saat ini masih mengevaluasi kemungkinan pelaksanaan proyek tahun ini.
Ia menilai waktu tersisa terlalu sempit jika pelaksanaan fisik baru dimulai menjelang akhir tahun.
“Jika tahapan MK belum tuntas dalam waktu dekat, pelaksanaan fisik kemungkinan besar akan ditunda ke tahun depan. Saat ini proses tender MK belum ada kejelasan, padahal telah berjalan beberapa bulan,” ujar Zulkifli.
Proyek tahap kedua ini memiliki anggaran sekitar Rp90 miliar dengan fokus pekerjaan pada sistem instalasi bangunan atau mekanikal, elektrikal, dan plumbing (MEP), termasuk HVAC serta penataan interior beberapa lantai dan rooftop.
Zulkifli memprediksi pengerjaan fisik baru bisa dimulai pada Agustus atau September mendatang, sehingga hanya tersisa waktu sekitar empat bulan untuk menyelesaikan proyek.
Menurutnya, waktu tersebut tidak mencukupi untuk pelaksanaan konstruksi secara maksimal.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, turut menanggapi situasi ini dengan menyatakan bahwa pembangunan yang tidak bisa diselesaikan tepat waktu akan lebih baik ditunda demi menghindari masalah administratif dan teknis di kemudian hari.
“Kalau secara teknis tidak memungkinkan, maka kita jadwalkan ulang ke anggaran pokok tahun depan. Kita tidak ingin memaksakan pembangunan yang berisiko,” ucap Munafri.
Sementara itu, Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) Kota Makassar, Muhammad Sibly, menyebut proyek MGC merupakan program prioritas dan telah diajukan dalam proses lelang dini sejak akhir 2024 lalu.
Namun, progres tender MK masih belum menunjukkan hasil signifikan.
Dari sisi teknis, Kepala Bidang Prasarana dan Bangunan Pemerintahan Dinas PU Makassar, Hajar Aswad, menjelaskan bahwa metode yang digunakan dalam pembangunan tahap dua adalah desain and build.
Sistem ini dipilih untuk mempercepat proses pengerjaan yang ditargetkan selesai dalam tujuh bulan.
“Jika menggunakan metode konvensional, waktunya dikhawatirkan tidak cukup. Maka, kami terapkan metode desain and build agar efisien,” terang Hajar.
Ia menambahkan bahwa lantai 1, 2, dan 7 telah rampung pada tahap pertama, dengan lantai 2 difungsikan sebagai Mal Pelayanan Publik dan lantai 7 sebagai pusat kendali kota (command center).
Sementara lantai 3, 4, 5, 6, 8, dan rooftop menjadi fokus pengerjaan tahap kedua.
Rooftop MGC juga dirancang dengan konsep green building, menghadirkan taman terbuka dan ruang publik yang bisa dimanfaatkan untuk pertunjukan dan kegiatan masyarakat.
Meski pembangunan tahap pertama telah selesai 100 persen dan kini memasuki masa pemeliharaan, kelanjutan proyek tahap dua masih menunggu kejelasan tender MK yang menjadi syarat utama dimulainya pengerjaan fisik.
Pemerintah Kota Makassar pun kini dihadapkan pada pilihan untuk mengejar ketepatan waktu atau menunda pelaksanaan demi efektivitas pelaksanaan anggaran dan hasil pekerjaan.