Ketua Partai PAN Zulkifli Hasan, saat Musyawarah Wilayah Sulsel, dan menetapkan Husniah Talenrang sebagai Ketua PAN Sulsel.
KabarMakassar.com – Sejarah baru tercipta dalam tubuh Partai Amanat Nasional (PAN) Sulawesi Selatan. Untuk pertama kalinya, seorang perempuan dipercaya menakhodai kepengurusan partai di tingkat provinsi. Husniah Talenrang, politisi perempuan asal Gowa, yang kini resmi menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN Sulsel untuk periode 2025–2030.
Penetapan Husniah diumumkan langsung oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam pertemuan terbatas di kediaman pribadinya di Jakarta, Senin malam, 11 Mei 2025, sekitar pukul 22.00 WIB. Dalam keputusan tersebut, Chaidir Syam, Bupati Maros dua periode, turut ditetapkan sebagai Sekretaris DPW mendampingi kepemimpinan Husniah.
Meski penetapannya berlangsung tertutup dan tanpa seremoni terbuka, dampaknya langsung terasa luas. Kabar ini disambut antusias oleh berbagai kalangan, terutama para loyalis dan pendukung garis keras Husniah Talenrang yang tergabung dalam Gerakan Militan Husniah Talenrang (GEMILANG) dan Tim Merah Putih Gowa.
Keputusan ini merupakan hasil akhir dari Musyawarah Wilayah (Muswil) PAN Sulsel, yang sebelumnya menetapkan empat formatur, Husniah Talenrang, Chaidir Syam, Wakil Ketua Umum DPP PAN Viva Yoga Mauladi, dan Ketua DPW demisioner Ashabul Kahfi. Setelah melalui proses musyawarah internal, Zulkifli Hasan akhirnya menjatuhkan pilihannya pada Husniah sebagai Ketua DPW.
Chaidir Syam membenarkan keputusan tersebut melalui pesan tertulis kepada media.
“Iya, benar. Ketum telah menetapkan Ibu Husniah Talenrang sebagai Ketua dan saya sebagai Sekretaris DPW PAN Sulsel. Ini adalah amanah besar dan kami siap bekerja bersama untuk membesarkan PAN di Sulsel,” ucapnya, Selasa (13/05).
“Seluruh proses sudah dilewati sesuai mekanisme partai. Penetapan Ketua dan Sekretaris merupakan keputusan final Ketua Umum,” tambah Chaidir.
Sebagai Bupati Maros dua periode, Chaidir menyampaikan komitmen kuat untuk menjalankan amanah tersebut. Ia juga memberikan ucapan selamat kepada Husniah Talenrang atas kepercayaan yang diberikan oleh partai.
“Ini tanggung jawab besar. Kami siap bekerja bersama untuk membesarkan DPW PAN Sulsel,” tandasnya.
Namun yang menjadi sorotan utama bukan hanya hasil keputusan tersebut, melainkan figur Husniah Talenrang sendiri seorang perempuan yang selama ini dikenal sebagai pemimpin berani, bersih, dan punya kedekatan emosional dengan masyarakat akar rumput.
Sebagai Bupati Gowa, ia sudah menorehkan banyak capaian, mulai dari program kerakyatan, penguatan UMKM, hingga pelibatan perempuan dalam pembangunan daerah.
Bagi Ketua GEMILANG Gowa, Alamsyah Ahmad Dg Sipato, keputusan DPP PAN adalah bukti bahwa perempuan mampu memimpin dan dipercaya mengelola kekuasaan partai.
“Kami bangga. Husniah adalah sosok yang telah lama kami dukung karena rekam jejaknya yang nyata dan keberpihakan kepada rakyat,” ujarnya.
GEMILANG bahkan secara terbuka menyatakan siap menjadi garda terdepan dalam mengawal langkah Husniah.
“Selamat untuk Ibu Husniah. Ini adalah momen persatuan. Saatnya PAN menjadi rumah besar rakyat Sulsel,” pungkas Alamsyah.
Tak kalah semangat, Ketua Tim Merah Putih Gowa, M. Yusran Beta, menyebut Husniah sebagai simbol ‘Perempuan Tumanurung masa kini’, tokoh pemersatu yang dinanti untuk membawa angin segar dalam politik Sulsel.
“Bu Husniah adalah figur yang mampu menjembatani aspirasi masyarakat dan mewujudkannya dalam kebijakan yang berpihak pada rakyat,” katanya.
Penetapan ini juga dipandang sebagai langkah strategis PAN dalam memperluas basis suara dan meremajakan wajah partai.
“Kepemimpinan Husniah diprediksi akan menyentuh kelompok-kelompok yang selama ini terpinggirkan dalam peta kekuatan politik, khususnya perempuan dan pemilih muda,” tegasnya.
Dengan latar belakang birokrasi yang kuat, kepemimpinan lapangan yang terbukti, dan loyalitas kader militan di belakangnya, Husniah dinilai akan membawa perubahan signifikan dalam arah gerak PAN Sulsel.
Dengan terpilihnya Husniah Talenrang, PAN Sulsel tidak hanya menorehkan sejarah baru, tetapi juga mengirimkan pesan kuat bahwa perempuan bukan hanya pelengkap dalam politik mereka adalah penggerak, pemimpin, dan penentu arah masa depan.
