KabarMakassar.com — Pupuk memiliki peran yang vital untuk swasembada pangan. Penggunaan pupuk dapat meningkatkan produktivitas pertanian.
Dengan pemupukan yang tepat, maka hasil panen bisa meningkat, sehingga dapat mendukung tercapainya ketahanan pangan nasional.
Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Prof Fadjry Djufry, memastikan ketersediaan pupuk untuk petani di Sulsel. Ia menilai hal ini amat penting untuk mencapai target swasembada pangan yang tengah digodok saat ini.
Ia menyatakan, Pupuk Indonesia dan Kementerian Pertanian telah mengambil langkah tegas memangkas penghambat arus distribusi pupuk dari pusat hingga ke Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
“Kementerian Pertanian sudah melakukan percepatan, sehingga petani kita bisa lebih cepat mendapatkan pupuk. Jadi kita pangkas beberapa jalur yang memperlambat,” ungkap Prof Fadjry Djufry usai mengecek langsung tiga kapal pengangkut pupuk di Pelabuhan Sukarno Hatta pada Jumat (31/01).
Bersama Pupuk Indonesia, Prof Fadjry Djufry memastikan ketersediaan stok pupuk di Sulsel terpenuhi. Jumlah yang ada saat ini dan yang akan datang mencapai 40 ribu ton pupuk urea dan 8 ribu ton MPK.
“Kita berharap memang di musim tanam (Okmar) Oktober, November, Desember, Januari, Febuari dan Maret, pupuk tersedia. Sekarang ini lagi musim tanam, jadi arahan Pak Menteri Pertanian jangan sampai ada masalah lagi. Mudah-mudahan stok pupuk ini cukup sampai akhir tahun ini,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala Distributor Wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua Pupuk Indonesia, Marten, mengatakan, dari strategi distribusi ada rencana pengapalan setiap bulan. Pihaknya yang mengelola sampai ke gudang lini tiga kabupaten.
“Prosesnya masih sama seperti dahulu masih lewat distributor. Perkiraan sekitar pertengahan Februari akan mulai sosialisasi untuk yang ke Gapoktan. Jumlah pupuk 40 ribu ton untuk urea dan 8 ribu ton untuk MPK, ini akan di distribusikan ke 24 Kabupaten Kota se-Sulsel,” bebernya.
“Selain di sini ada juga pembongkaran di Pelabuhan Parepare dan Pelabuhan Palopo. Di Palopo itu kapal kapasitas 3.000 ton untuk suplai di wilayah terdekat Palopo,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, swasembada pangan menjadi salah satu fokus utama yang terus digenjot oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) saat ini.
Dalam berbagai kesempatan, Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Prof Fadjry Djufry menyampaikan jika ia bersama seluruh perangkat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemprov Sulsel siap untuk merealisasikan Provinsi Sulsel sebagai provinsi pertama di Indonesia yang menopang swasembada pangan Indonesia.
Prof Fadjry menilai jika target tersebut wajar mengingat Sulsel merupakan provinsi yang memiliki potensi yang besar di sektor pertanian dan perkebunan.
Ketua Presiden Mahasiswa Unismuh Makassar, Hasby Assidiq mengapresiasi target Pj Gubernur Sulsel, Prof Fadjry Djufry tersebut.
“Itu target tidak muluk-muluk, artinya riil. Sisa bagaimana mewujudkan, semangat dan intervensi pemerintah yang sangat dibutuhkan, dan pernyataan dan komitmen Pj Gubernur ini menjadi modal besar bagi Sulsel, kami apresiasi itu,” ujar Hasby berdasarkan keterangan yang diterima Senin (28/01).
Menurutnya, Sulsel saat ini membutuhkan penguatan strategis dari berbagai pihak dan kebijakan pemerintah untuk melakukan pembenahan di sektor pertanian. Pertanian di Sulsel, di sektor irigasi butuh pembenahan dan pengembangan.
“Irigasi ini penting, ada beberapa irigasi yang mengalami kerusakan butuh perbaikan. Salut dengan rencana Pak Pj Gubernur Prof Fadjry Djufry,” tukasnya.
Akademisi Unhas, Prof Armin Arsyad turut mengungkapkan pandangannya terhadap swasembada pangan ini. Dia mengatakan, jika taget Pj Gubernur Sulsel, Prof Fadjry Djufry ini bisa diwariskan kepada Gubernur Sulsel terpilih nantinya.
“Komitmen itu penting untuk mencapai target swasembada pangan pertama di Indonesia. Bibit, pupuk, benih, irigasi dan lain sebagainya. Bagus sekali ini Pak Pj mau menargetkan Sulsel ini sebagai provinsi pertama yang berswasembada pangan di Indonesia,” tuturnya.