Beranda News Sulsel Dorong Kepastian Lahan 18 Ribu Hektare untuk Daya Tarik Investor Sapi Perah
KabarMakassar.com — Investasi pengembangan sapi perah di Sulawesi Selatan (Sulsel) tengah dilirik oleh investor luar negeri, tepatnya dari Vietnam.
Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Prof Fadjry Djufry, berharap ada kepastian lahan untuk para calon investor yang ingin masuk di Provinsi Sulsel.
Ia menyampaikan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel telah menyediakan lahan seluas 18 ribu hektare sebagai wadah pelepasan sapi perah asal Vietnam tersebut. Tetapi, hingga saat ini masih terdapat lahan yang berstatus bukan milik negara.
Oleh sebab itu, Prof Fadjry berharap peran BPN/ATR Wilayah Sulsel untuk dapat ikut membantu memperjelas status lahan tersebut agar investor yakin berinvestasi di Sulsel.
“Saya sudah menyampaikan kepada investornya bahwa status lahan 18 ribu hektare itu ada beberapa hektare yang bukan milik negara. Namun kita berharap agar secepatnya bisa disiapkan,” kata Prof Fadjry di Hotel Claro Makassar, Jumat malam (31/01).
Ia mengajak seluruh stakeholder bersama-sama mempermudah semua hal yang berkaitan dengan perizinan supaya lebih banyak investor masuk di Sulsel.
Apalagi, Presiden RI Prabowo Subianto telah menetapkan tahun 2025 menjadi tahun investasi. Untuk itu, Pemprov Sulsel mendorong supaya investasi banyak masuk di Sulsel.
“Ini kami titip bagaimana kepastian lahan negara yang dikuasai pihak lain bisa diambil alih. Sehingga kita bisa memberikan kepastian lahan di Kabupaten Wajo dan Sidrap sebagai lahan untuk sapi-sapi dari Vietnam itu,” harapnya.
Sebelumnya diberitakan, Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof Fadjry Djufry menyambut baik investor asal Vietnam, PT Happiness True, yang akan berinvestasi pengembangan sapi perah di Sulsel.
Prof Fadjry berharap dengan masuknya investor, Sulsel dapat menjadi sentra sapi perah di Indonesia.
Ia meminta kepada OPD terkait untuk mempercepat izin investasi perusahaan tersebut. Apalagi selain dari Vietnam, akan ada investor lain yakni dari Korea Selatan yang akan melakukan investasi di Sulsel.
“Saya menjabat di sini kurang lebih dua hingga tiga bulan ini. Investor yang masuk ini dibantu Pak Menteri Pertanian. Menteri yang lain juga membantu supaya ada investasi masuk ke Sulsel,” ujar Prof Fadjry Djufry di Kantor Gubernur Sulsel, Rabu (22/01).
Lebih jauh ia menjelaskan, rapat koordinasi yang telah dilaksanakan untuk memastikan lahan di Kabupaten Wajo dan Sidrap. Itu dikarenakan, investor membutuhkan lahan sebesar 18.000 hektare.
Rencananya mereka akan berinvestasi 250 ribu ekor sapi perah. Apabila harga satu ekor sapi perah senilai Rp40 juta, maka untuk sapi saja nilai investasinya mencapai total Rp4 triliun.
“Kita berharap agar Sulsel ini menjadi salah satu sentra sapi perah. Sekarang sudah ada investor yang masuk berkat bantuan Pak Menteri Pertanian. Kita sudah cek lokasinya, di Wajo dan Sidrap cocok untuk itu. Memang masih ada sedikit persoalan terkait dengan operasi lahan dari masyarakat. Dan kita undang, DPRD Provinsi, Bupati, termasuk Ketua Satgas Investasi (Pak Kajati) untuk duduk bersama-sama mencarikan solusi,” urainya.
Prof Fadjry Djufry menyarankan agar masyarakat pemilik lahan dilibatkan untuk berpartisipasi.
“Saya saran tadi libatkan masyarakat yang membuka lahan sebagai bagian dari investasi itu. Jadi masyarakat yang membuka lahan nanti akan masuk sebagai pekerja yang mengelola lahan yang ada di situ,” imbuhnya.
“Saya mau Bupati, anggota DPRD bantu, paling tidak satu minggu ini. Karena kan nilai sapinya saja Rp4 triliun, belum infrastrukturnya. Dan pasti akan menarik ribuan tenaga kerja. Efek dominonya kan pasti pertumbuhan ekonomi akan jalan disitu,” tambahnya.