
KabarMakassar.com — Pemerintah Kota Makassar tengah menyiapkan langkah besar dalam pengembangan sektor kebudayaan dan pariwisata melalui pembentukan kawasan Koridor Kota Tua, yang dirancang menjadi destinasi wisata sejarah dan budaya baru di jantung kota.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan Kota Makassar, Andi Herfida Attas, saat menghadiri rapat pembahasan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) bersama DPRD Kota Makassar, Senin (19/05).
Herfida menjelaskan, inisiatif ini lahir dari kebutuhan mendesak untuk menghadirkan destinasi budaya alternatif di luar wisata kuliner yang selama ini mendominasi citra Makassar.
“Selama ini, orang datang ke Makassar karena makanannya. Tapi kita ingin mengubah itu, agar wisatawan juga tertarik datang karena kekayaan sejarah dan budaya yang kita miliki,” ujar Herfida.
Salah satu rencana utama adalah menghadirkan jalur budaya sepanjang 1.300 meter yang membentang dari depan Museum Kota Makassar, melewati Kantor Wali Kota, Gedung RRI, kawasan pantai, dan berakhir di Jalan WR Supratman, yang dikenal dengan deretan kuliner tradisionalnya. Di sepanjang jalur tersebut, wisatawan akan disuguhkan narasi sejarah kota, pertunjukan budaya, hingga ruang ekspresi seni yang terbuka bagi komunitas dan seniman lokal.
Herfida menyebut, kawasan tersebut dirancang tidak hanya sebagai tempat wisata pasif, melainkan akan menjadi ‘taman budaya’ yang hidup.
“Akan ada ruang latihan, pertunjukan jalanan, hingga kerja sama dengan agen perjalanan seperti ASITA untuk menjadikan koridor ini sebagai bagian dari paket wisata resmi,” ungkapnya.
Dinas Kebudayaan telah mencatat bahwa satu destinasi edukasi budaya milik pemerintah kota dikunjungi oleh lebih dari 59.000 pelajar setiap tahunnya. Capaian ini menjadi bukti antusiasme generasi muda terhadap warisan budaya jika dikelola dengan baik dan dikemas menarik.
Terkait, penyelenggaraan Hari Kebudayaan Kota Makassar yang biasanya dilaksanakan sepanjang April, tahun ini akan diundur ke Agustus. Penundaan ini disebabkan bertepatan dengan libur panjang nasional dan bertujuan untuk memberikan waktu persiapan yang lebih matang.
“Ini menjadi momentum ideal untuk meluncurkan destinasi baru ini secara resmi. Kita akan menyusun rangkaian kegiatan budaya sepanjang koridor Kota Tua, yang akan melibatkan berbagai pihak, mulai dari pelajar, komunitas, hingga pelaku industri kreatif,” tutur Herfida.
“Kami ingin menjadikan budaya sebagai wajah kota. Jika ini berhasil, maka bukan hanya destinasi yang bertambah, tapi juga kesadaran masyarakat akan pentingnya merawat sejarah dan identitas kita sendiri,” tutup Herfida.
Menanggapi pemaparan tersebut, Anggota Komisi D DPRD Makassar, Eshin Usami Nur Rahman, memberikan apresiasi atas inisiatif Dinas Kebudayaan dan mendorong agar pengembangan destinasi budaya juga melibatkan komunitas anak muda.
“Kita melihat sekarang banyak anak muda membentuk komunitas teman jalan, di mana mereka janjian untuk mengunjungi spot-spot budaya di kota. Ini potensi besar yang bisa digarap. Kita perlu wadah atau dukungan agar mereka merasa dilibatkan,” kata Eshin.
Eshin juga menyoroti tumbuhnya ekosistem pasar kreatif di Makassar yang mulai menjadi tren di kalangan generasi muda. Ia mengusulkan agar kolaborasi antara komunitas budaya dan pelaku industri kreatif dapat dirancang secara terpadu dalam kawasan Kota Tua yang akan dibangun.
“Pasar kreatif ini jangan dipisahkan dari upaya revitalisasi budaya. Justru ini bisa menjadi daya tarik tambahan. Selain belajar sejarah, wisatawan juga bisa menikmati produk-produk kreatif lokal,” tambahnya.
Menurut Eshin, jika sinergi ini berhasil dibangun, kawasan Kota Tua Makassar tidak hanya akan menjadi destinasi wisata baru, tetapi juga ruang tumbuhnya ekonomi kreatif dan pelestarian budaya secara berkelanjutan.
Eshin berharap dengan kehadiran Kota Tua, dapat menghadirkan identitas baru yang lebih kuat dan berkarakter, menjadikan kota ini tak hanya dikenal karena kuliner, tetapi juga karena kekayaan budayanya.
Diketahui, program Koridor Kota Tua Makassar saat ini masih dalam tahap perencanaan teknis dan akan mulai direalisasikan secara bertahap, beriringan dengan agenda Hari Kebudayaan yang akan digelar pada Agustus mendatang.